Ribuan Ikan di Laguna Pantai Trisik Kulonprogo Mati Mendadak

Selasa, 11 Juni 2019 - 13:43 WIB
Ribuan Ikan di Laguna Pantai Trisik Kulonprogo Mati Mendadak
Ikan mati di Laguna Pantai Trisik Kabupaten Kulonprogo diduga akibat limbah. Foto/iNews.id/Kuntadi
A A A
KULONPROGO - Ribuan ikan di Laguna Pantai Trisik, Kulonprogo mati mendadak dan mengambang di permukaan air. Belum diketahui penyebabnya, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) masih melakukan pengecekan untuk memastikannya.

Kabid Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pengelolaan Pelelangan Ikan DKP Kulonprogo Sugiharto mengatakan, berdasarkan pengecekan dan hasil sampel air, ditemukan adanya derajat keasaman (pH) yang cukup tinggi.

"Iya, jadi kami kemarin sudah ke sana untuk mengecek," ujar Sugiharto, Selasa (11/6/2019).

Menurutnya, kadar pH air sangat tinggi mencapai 9,3 menjadi penyebab kematian ikan secara mendadak. Sebab dalam kondisi normal, kadar pH air untuk ikan hidup berada di kisaran 7 sampai 8 pH saja.

"Air payau memang pH-nya lebih tinggi dari 7. Tetapi tidak sampai 9," katanya.

DKP Kulonprogo menduga, matinya puluhan ribu ikan ini akibat limbah tambak udang yang dibuang ke laguna. Kondisi ini diperparah dengan debit air yang menyusut akibat musim kemarau. Idealnya memang dari saluran pembuangan limbah ditampung dan diolah terlebih dulu.

"Amoniak ini yang menjadi racun untuk ikan di laguna," ucapnya.

Selain ikan nila, beberapa jenis ikan liar juga banyak ditemukan mati. Seperti ikan bethik, keting dan beberapa jenis lainnya.

Rencananya, bangkai ikan ini akan dikubur dengan membuat lubang di dekat laguna. Langkah ini perlu dilakukan agar tidak menimbulkan bau dan bibit penyakit.

"BLH (Badan Lingkungan Hidup) Provinsi juga akan ke sana untuk mengambil sampel," katanya.

Suradin, penjaga tambak udang yang berada di utara laguna, mengatakan, ribuan ikan mati dalam waktu dua tiga hari ini terakhir. Ikan nila yang mati ini dikembangkan oleh kelompok petani ikan Bandeng Jaya. Sepuluh tahun lalu, laguna ini ditebar dengan ikan bandeng. Namun dari benih ikan yang ditebar justru ada ikan nila yang kemudian berkembang biak.

Setelah proses panen bandeng, ikan nila ini terus berkembang dan beranak pinak. Hingga kini ikan nila tersebut hasil peranakkan secara alami. Bahkan warga sudah beberapa kali memanen ikan nila.

Jumlah ikan nila yang mati, diperkirakan dengan bobot mencapai lebih dari satu ton. Nyaris tidak ada warga yang mengambil ikan pada saat ditemukan mati. Saat itu warga masih sibuk dengan kegiatan Lebaran dan masa panen buah.

Warga menduga ikan ini mati karena tidak bisa beradaptasi dengan penurunan debit air. "Kemungkinan karena airnya susut. Tahun lalu saat kemarau juga seperti ini," ujarnya.

Anggota kelompok petani ikan, Ngatimin mengatakan, matinya ikan ini diduga karena banyaknya amoniak dari limbah pembuangan tambak. Dalam kondisi biasa, kondisi air laguna cukup tinggi.

Namun saat musim kemarau ini, airnya turun hingga ketinggian mencapai satu hingga 1,5 meter. Sehingga amoniak dari limbah tambak udang inilah meracuni ikan-ikan nila.

"Limbah dari tambak memang dibuang ke laguna dan sisa pakan udang atau cangkang udang jadi pakan nila," kata dia.

Akibat kejadian ini, kelompok petani ikan ini merugi hingga lebih dari Rp15 juta. Ikan yang mati rencananya akan dikubur agar tidak menimbulkan bau. Apalagi banyak wisatawan yang mengeluhkan bau yang kurang sedap.

"Kita akan rapatkan dengan kelompok dulu. Tahun lalu kita kubur dengan alat berat agar tidak bau," kata dia yang juga Ketua II Kelompok Wisata Laguna Pantai Trisik.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5839 seconds (0.1#10.140)