Guru Besar Statistik UGM Prediksi Penyebaran Corona Selesai Akhir Mei

Rabu, 01 April 2020 - 18:02 WIB
Guru Besar Statistik UGM Prediksi Penyebaran Corona Selesai Akhir Mei
Guru Besar Statistik FMIPA UGM Dedi Rosadi memprediksi persebaran virus corona selesai akhir Mei 2020. Foto/Dok UGM
A A A
YOGYAKARTA - Guru Besar Statistik Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dedi Rosadi memprediksi penyebaran virus corona jenis baru, Covid-19 akan selesai pada akhir Mei 2020. Prediksi ini didasarkan perhitungan menggunakan probabilistik data-driven model (PPDM) yang dilakukan bersama alumnus FMIPA UGM Heribertus Joko serta pengarang buku Worry Marketing yang juga alumnus PPRA Lemhanas, Fidelis I Diponegoro.

Dedi Rosadi menjelaskan, melalui perhitungan PDDM, diperkirakan penambahan maksimum total penderita Covid-19 terjadi pada pekan kedua April, antara 7 hingga 11 April 2020. Penambahan lebih kurang 740 sampai 800 pasien per 4 hari dan diperkirakan akan terus menurun setelahnya.

Berdasarkan data yang ada, diperkirakan pandemi corona akan berakhir 100 hari setelah 2 Maret 2020 atau sekitar 29 Mei 2020. Adapun maksimum total penderita Covid-19 positif sekitar 6.174 kasus. Denganintervensi pemerintah yang berhasil dengan baik, total penderita corona positif minimal di sekitar 6.200 di akhir pandemi pada akhir Mei 2020.(Baca Juga: Pakar Matematika UNS Prediksi Puncak Corona Pada Pertengahan Mei)

"Hasil prediksi ini perlu disampaikan mengingat sejumlah hasil prediksi model matematika dinamik terhadap data penderita positif Covid-19 yang cenderung bombastis dan terlalu berlebihan," kata DediRosadi saat konferensi pers secara daring, Rabu (1/4/2020) sore.

Prediksi tersebut berdasar data penderita hingga Kamis (26/3/2020) dan diasumsikan telah ada intervensi ketat dari pemerintah sejak pekan ketiga Maret 2020. Lebih lanjut, efek pemudik dari kota besar yang terdampak Covid-19 selama masa diberlakukannya aturan jaga jarak fisik sejak pekan ketiga Maret 2020 diasumsikan tidak signifikan.

Dedi mengklaim berdasar model PPDM, rata-rata eror kesalahan prediksi selama dua pekan terakhir hanyalah sebesar 1,5%. Setelah diujikan prediksi selama empat hari terakhir sejak Kamis (26/3/2020) model ini ternyata sangat akurat, dengan eror yang dihasilkan selalu di bawah 1%. "Error maksimum sebesar 0,9% dan minimum 0,18," ujarnya.

"Keunggulan lainnya adalah model PDDM ini mampu untuk memprediksikan waktu terparah dan waktu berakhirnya pandemi Covid-19 di Indonesia," katanya.

Dedi menambahkan, sejak pertengahan Mei 2020, penambahan total penderita sudah relatif kecil. Mengacu pada hasil ini, dia menyarankan untuk tidak melakukan ritual mudik Lebaran dan kegiatan tarawih di masjid selama Ramadan ditiadakan. Intervensi ketat oleh pemerintah melalui parsial lockdown dan penjarakan fisik yang ketat terus dilakukan sampai pandemi benar-benar berakhir di awal Juni 2020.

Dedi dan tim terus akan memperbarui PDDM setiap hari sehingga prediksi dari model akan betul-betul mencerminkan perubahan dari data yang ada. Kajian yang mereka sampaikan didasari oleh skenario optimistis, namun dapat pula digunakan untuk menguji berbagai skenario akibat intervensi dan atau pengaruh faktor-faktor penting eksternal.

"Sebagai contoh dengan model ini dapat disimulasikan efek jika terjadi kenaikan penderita Covid-19 pada minggu akhir Maret 2020 dikarenakan banyaknya pemudik dari kota besar yang terdampak Covid-19 kedaerah-daerah lain," katanya.

Fidelis menambahkan, apabila prediksi menggunakan estimasi yang kurang akurat dan bombastis, justru dikhawatirkan menambah keresahan masyarakat. Selain itu, juga rawan dimanfaatkan secara kurang bijakoleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan. Model dinamik matematik yang digunakan oleh beberapa pihak memberikan prediksi yang terlalu berlebihan dengan error yang sangat tinggi dan direkomendasikan untukdigunakan dengan kehati-hatian untuk Indonesia.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0866 seconds (0.1#10.140)