Incumbent vs Kotak Kosong, KAMMI: Kemunduran Demokrasi

Selasa, 17 Maret 2020 - 14:30 WIB
Incumbent vs Kotak Kosong, KAMMI: Kemunduran Demokrasi
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
SEMARANG - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Semarang menilai bahwa jika Pilkada Kota Semarang 2020 bakal mempertemukan wali kota incumbent melawan kotak kosong merupakan kemunduran demokrasi Indonesia khususnya di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Wakil Ketua KAMMI Semarang, Saifullah mengatakan, jika masyarakat Semarang tidak diberikan pilihan, masyarakat hanya akan disodorkan pilihan kotak kosong vs incumbent maka perlu dipertanyakan dimana keberadaan para partai politik selama ini.

"Peran partai politik seharusnya menjadi kendaraan politik yang bisa dipercaya masyarakat untuk memunculkan calon-calon berkualitas untuk memimpin Semarang. Sangat disayangkan, jika semua partai politik merapat ke incumbent dan tidak bisa memunculkan calon alternatif", tandas Saifullah, Selasa (17/3/2020).

Dia menegaskan, partai politik merupakan pilar demokrasi, jika partai politik tidak bisa menawarkan figur kepemimpinan baru dalam pemilihan walikota, maka Kota Semarang mengalami krisis tokoh daerah. Sehingga proses demokrasi di Semarang mengalami kemunduran.

Sebab itu, KAMMI Semarang berharap jangan sampai ada enigma kepemimpinan publik, dimana terjadi sebuah pergulatan antara kepentingan partai politik dengan kepentingan rakyat karena yang akan dirugikan adalah rakyat

“Kami meminta kepada semua stakeholder, khususnya masyarakat Semarang untuk terus mengawal proses pemilihan kepala daerah Kota Semarang dan terus memberikan dukungan kepada proses pemilihan walikota Semarang 2020, supaya berjalan damai,” pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7948 seconds (0.1#10.140)