Lawan Virus Corona Harus Kompak

Senin, 16 Maret 2020 - 15:22 WIB
Lawan Virus Corona Harus Kompak
Sejumlah mahasiswa dan dosen di UAD tampak mengenakan masker pelindung saat di lingkungan kampus, Senin (16/3/2020). FOTO: SINDOnews/Ainun Najib
A A A
YOGYAKARTA - Pemerintah didesak untuk serius menangani mewabahnya virus Corona. Akan sangat sulit melawan virus ganas ini jika tidak kompak.

“Kompak yang dimaksud adalah pusat keramaian juga harus ditutup. Jika kuliah di online-kan, sekolah diliburkan namun pusat keramaian yang lain tetap buka maka kuliah online dan libur sekolah tidak akan berpengaruh banyak,” terang Ketua Serikat Buruh Sejahtera Indonesia Korwil DIY, Dani Eko Wiyono kepada SINDOnews, Senin (16/3/2020).

Aktivis pergerakan ini menyebut jika langkah yang dilakukan tidak kompak serta tidak serius dalam menangani kasus ini maka akan percuma saja. Kebijakan meliburkan sekolah dan memberlakukan kuliah online harus benar-benar dijalankan, bukan sekedar seremonial belaka.

“Namun harus dipikirkan juga terkait kondisi perekonomian masyarakat. Sehingga pada saat di rumah mereka benar- tidak memikirkan lagi masalah ekonomi. Rasanya percuma rasanya jika beberapa kegiatan ditutup jika yang lain tetap dibuka,” ujar pengusaha bidang IT Ini.

Dani juga mengingatkan pemerintah untuk pemberdayaan posko pengaduan Corona. Jika ada masyarakat yang memiliki gejala panas, batuk yang mirip dengan gejala Corona bisa mengadu ke posko ini. “Pemerintah juga harus menyiapkan posko-posko bantuan, dokter, obat dan yang terkait lainnya. Jika ada yang mengadu bisa langsung ditangani,” tegasnya.

Untuk diketahui DIY masih membolehkan sejumlah kegiatan yang mengumpulkan massa dalam jumlah banyak dalam satu ruangan. Di Jogja Expo Center (JEC) misalnya, sejak Sabtu (14/3/2020) digelar pameran mebel internasional. Selain menghadirkan ribuan pengunjung event ini juga menghadirkan ratusan buyer luar negeri.

Mahasiswa Dukung Kuliah Online
Sementara itu Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Rivandy Azhari Ali Harahap mendukung langkah kampus yang mengganti perkuliahan dengan metode online.

Menurutnya, keselamatan mahasiswa adalah yang utama. Kebijakan pihak kampus dinilai sangat tepat di tengah menganasnya virus yang pertama kali ditemukan di China ini. “Kami mendukung keputusan pihak rektorat UAD dan perguruan tinggi lainnya memberlakukan kuliah online. Nyawa manusia yang paling utama,” terangnya.

Akibat pembatasan kegiatan kampus ini, Rivandy mengaku sejumlah kegiatan mahasiswa sempat terganggu.”Forum-forum diskusi,siltaruhami di kampus mati,” terangnya.

Untuk diketahui melalui surat bernomor R.II/12/D.1/III/2020, UAD meminta perkuliahan klasikal dan pratikum mulai 16 hingga 28 Maret 2020 dilaksanakan secara online. Dalam surat yang ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Rusdi Umar ST MT PhD ini juga meminta mahasiswa magang, praktik kerja dan sejenisnya untuk ditarik.

Meski mendukung upaya meliburkan kegiatan kampus, Rivandy menilai kebijakan pemerintah secara umum kurang maksimal. “Sebenarnya secara pribadi saya menilai pemerintah terlalu menganggap sepele masalah Corona ini,” pungkas Koordinator BEM PT Muhammadiyah Jateng DIY ini.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5068 seconds (0.1#10.140)