Alat Buatan Dosen UGM Ini Bisa Deteksi Keaslian Air Zamzam

Senin, 27 Januari 2020 - 06:30 WIB
Alat Buatan Dosen UGM Ini Bisa Deteksi Keaslian Air Zamzam
Dosen Fisika FMIPA UGM Kuwat Triyatna menunjukkan alat temuannya, lidah elektronik atau elto di kampus UGM, Yogyakarta , belum lama ini. FOTO/DOK.UGM
A A A
YOGYAKARTA - Dosen Fisika Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kuwat Triyatna berhasil menciptakan alat yang bisa mendeteksi keaslian produk-produk makanan, termasuk air zamzam. Peneliti di Institute of Halal Industry and System UGM menyebut alatnya, lidah elektronik atau elektronic tongue (elot) portable.

Elto bersifat multifungsi karena berguna untuk otentifikasi halal hingga mendeteksi keaslian dan kualitas produk makanan secara cepat dan akurat. Bekerja layaknya lidah manusia, elto bahkan bisa menganalisis berbagai macam rasa, seperti pahit, asin, asam, manis, dan gurih.

"Alat ini bisa digunakan sebagai metode untuk membuktikan keaslian produk-produk makanan, seperti kopi luwak dan air zam-zam, deteksi kontaminasi produk dan kehalalannya, deteksi cepat narkotika dan lainnya," kata Kuwat dikutip dari laman resmi UGM, Minggu (26/1/2020).

Kuwat menjelaskan, elto dibuat dengan komponen utama berupa larik sensor rasa sebagai elektroda kerja, elektroda referensi, sistem akusisi data, dan sistem kecerdasan buatan (AI) yang dihubungkan ke komputer atau ponsel cerdas Android secara nirkabel.

Alat ini, kata dia, merupakan lidah elektronik terkecil yang ada hingga saat ini. Untuk mendukung portabilitas, elto menggunakan sumber energi berupa satu baterai lithium 3.500 mAH yang bisa bertahan hingga 14 jam untuk penggunaan secara kontinu.

Cara pengoperasian perangkat ini mudah. Sampel produk yang akan dideteksi cukup dilarutkan atau diseduh dengan air atau alkohol tergantung sifat sampel. Selanjutnya ujung larik sensor dicelupkan ke dalam larutan sampel tersebut selama 1-2 menit.

Data kemudian diproses berbasis kecerdasan buatan hingga dengan mudah diambil sebuah keputusan atas sampel tersebut.

"Hasilnya, tidak lebih dari 2 menit sudah bisa dilihat di layar komputer atau perangkat berbasis Android apakah produk tersebut asli atau tidak, halal atau tidak, serta tingkatan kualitas tertentu," ujarnya.

Selain mampu mendeteksi secara cepat, alat ini juga memiliki akurasi tinggi yakni lebih dari 98 persen. Keunggulan lain dan yang membedakan dengan alat yang sudah ada di pasaran yaitu bersifat portabel, dapat terhubung secara nirkabel dengan perangkat berbasis Android dan komputer.

Selain itu, kata dia, dapat terhubung ke jaringan internet sehingga memungkinkan untuk dibawa dan digunakan untuk melakukan tes di berbagai tempat secara langsung berbasis IoT.

"Alat lain yang ada di pasaran, produk luar negeri, memiliki dimensi besar seukuran meja sehingga tidak bisa dipindah tempatkan dengan mudah. Sedangkan sistem akuisisi data dari elto memiliki dimensi hanya 105 x 73 x 35 mm," katanya.

Kuwat menerangkan, elto telah dikalibrasi dan diverifikasi di laboratorium sebuah universitas di Braganca Portugal. Alat ini dikembangkan sejak 2016 dengan menghabiskan biaya penelitian Rp200-an juta.

Selain dirinya, pengembangan alat ini dilakukan bersama tim mahasiswa dari program pascasarjana Fisika UGM, yakni Shidiq Nur Hidayat, Trsina Julian dan Aditya Rianjanu. Saat ini elto telah masuk dalam proses paten dan dihilirkan melalui PT. Swayasa Prakasa.

Menurut Kuwat, ditargetkan pada tahun ini akan distandardisasi dan pada 2021 bisa segera diluncurkan dan diproduksi massal untuk aplikasi tertentu. Bila sudah diproduksi massal, harga bisa lebih murah lagi.

"Kalau produk impor itu dipasarkan per unit Rp2,5 miliar, elto hanya kurang Rp25 juta," katanya.

Tidak hanya bisa mendeteksi keaslian produk, elto juga mampu mendeteksi kualitas produk seperti teh hitam dan kakao. Melalui alat ini kualitas produk itu dapat diketahui, apakah masuk tingkatan premium, sedang, atau rendah.

Hebatnya lagi, elto juga bisa digunakan sebagai detektor kehalalan, misalnya, gelatin dan kontaminasi dalam produk makanan serta kosmetik. Alat ini juga sedang diujikan untuk mampu mendeteksi narkotika yang pengembangannya bekerja sama dengan Mabes Polri.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.5314 seconds (0.1#10.140)