Minimalisir Dampak Bencana, Sleman Bentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana
A
A
A
SLEMAN - Sekolah di Sleman yang ditetapkan sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) pada awal tahun 2020 bertambah. Kepastian ini setelah Pemkab Sleman mengukuhkan SMPN 4 Gamping sebagai SPAB, Jumat(24/1/2020).
Pengukuhan ditandai dengan gladi lapangan penanggulangan bencana angin kencang oleh siswa, guru, dan karyawan SMPN 4 Gamping serta relawan di halaman sekolah tersebut. SMPN 4 Gamping tercatat sebagai SPAB ke-69.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan, dengan dikukuhkannya SPAB tersebut para siswa, guru dan seluruh pemangku kepentingan di lingkungan sekolah memiliki literasi bencana. Apalagi pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana adalah mitigasi berupa aksi masif Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
"Tidak ada jalan dalam mengantisipasi risiko bencana. Kondisi ini yang membuat dibutuhkannya literasi kebencanaan. Masyarakat yang sadar literasi bencana, maka akan memahami riwayat lokasi sekitar sekolahnya, perkantorannya hingga tempat tinggalnya," kata Muslimatun dalam sambutannya.
Menurutnya, dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan mitigasi bencana, diharapkan para peserta didik akan memiliki kesadaran, pemahaman dan tanggap serta tidak gagap dalam menghadapi terjadinya suatu bencana.
"Saya berharap sekolah-sekolah lainnya, dari jenjang terbawah di Kabupaten Sleman juga dapat segera dikembangkan sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana, mengingat pentingnya mitigasi bencana melalui kesiapsiagaan," kata Muslimatun.
Kepala Pelaksaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Joko Supriyanto menambahkan, SPAB dibentuk dengan harapan memberi manfaat masyarakat untuk mengenali ancamanbencana dan langkah-langkah antisipasinya.
"Saya berharap SPAB dapat menjadi agen kesiapsiagaan bencana yang dapat berperan menularkan mitigasi bencana pada masyarakat sekitar," katanya.
Pengukuhan ditandai dengan gladi lapangan penanggulangan bencana angin kencang oleh siswa, guru, dan karyawan SMPN 4 Gamping serta relawan di halaman sekolah tersebut. SMPN 4 Gamping tercatat sebagai SPAB ke-69.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan, dengan dikukuhkannya SPAB tersebut para siswa, guru dan seluruh pemangku kepentingan di lingkungan sekolah memiliki literasi bencana. Apalagi pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana adalah mitigasi berupa aksi masif Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
"Tidak ada jalan dalam mengantisipasi risiko bencana. Kondisi ini yang membuat dibutuhkannya literasi kebencanaan. Masyarakat yang sadar literasi bencana, maka akan memahami riwayat lokasi sekitar sekolahnya, perkantorannya hingga tempat tinggalnya," kata Muslimatun dalam sambutannya.
Menurutnya, dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan mitigasi bencana, diharapkan para peserta didik akan memiliki kesadaran, pemahaman dan tanggap serta tidak gagap dalam menghadapi terjadinya suatu bencana.
"Saya berharap sekolah-sekolah lainnya, dari jenjang terbawah di Kabupaten Sleman juga dapat segera dikembangkan sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana, mengingat pentingnya mitigasi bencana melalui kesiapsiagaan," kata Muslimatun.
Kepala Pelaksaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Joko Supriyanto menambahkan, SPAB dibentuk dengan harapan memberi manfaat masyarakat untuk mengenali ancamanbencana dan langkah-langkah antisipasinya.
"Saya berharap SPAB dapat menjadi agen kesiapsiagaan bencana yang dapat berperan menularkan mitigasi bencana pada masyarakat sekitar," katanya.
(amm)