Profesor UMP Dikukuhkan Jadi Guru Besar di Kebun Kelapa Kopyor

Sabtu, 14 Desember 2019 - 14:37 WIB
Profesor UMP Dikukuhkan Jadi Guru Besar di Kebun Kelapa Kopyor
UMP mengukuhkan Profesor Sisunandar sebagai Guru Besar Fakultas FKIP di kebun kelapa kopyor, Sabtu (14/12/2019). FOTO/iNews/SALADIN AYYUBI
A A A
BANYUMAS - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mengukuhkan Profesor Sisunandar sebagai Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Program Studi Pendidian Biologi, Sabtu (14/12/2019). Pengukuhan dilakukan di Kebun Plasma Nutfah Kelapa Kopyor di Science Techo Park UMP.

Hadir dalam pengukuhan itu Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof Chiril Anwar, Kepala LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah Prof DYP Sugiharto, Bupati Banyumas Achmad Husein, Rektor UMP Anjar Nugroho, Senat Kehormatan Prof Alain Rival, Direktur Cirad, Prancis, Wakil Rektor I, II, III dan IV dan jajaran senat UMP.

Rektor UMP Anjar Nugroho mengatakan, Prof Sisunandar merupakan guru besar ke-7 UMP. Menurutnya, saat ini UMP memiliki 18 calon profesor, yang tiga di antaranya akan dikukuhkan pada 2020 mendatang.

"Pengukuhan kali ini sangat unik karena dilakukan di kebun. Kami ingin mengajak para hadirin untuk melihat secara langsung karya Prof Sisunandar berupa kelapa kopyor yang ditanam di kebun kelapa milik Universitas Muhammadiyah Purwokerto," katanya.

Menurut Anjar, kebun plasma nutfah kelapa kopyor seluas 5 hektare milik UMP memiliki berbagai macam varietas kelapa yang akan dikembangkan. "InsyaAllah ini yang paling lengkap jenis-jenis kelapa dari berbagai daerah. Dan insyaAllah ini adalah representasi jenis-jenis kelapa yang ada di Indonesia yang dikopyorkan oleh Prof Sisunandar," katanya.

Dalam pengukuhannya, Prof Sisunandar membawakan pidato berjudul "Kultur Jaringan Tumbuhan untuk Konservasi dan Produksi Benih Unggul Tanaman Perkebunan: dari Laboratorium ke Industri".

Dia mengatakan, Indonesia dianugerahi oleh Allah SWT dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Sebanyak 12% spesies mamalia, 16% spesies reptil dan amfibi, 17% spesies burung, dan 14% spesies ikan yang ada di dunia hidup dan berkembang biak di Indonesia. Pada tumbuhan berbunga, Indonesia adalah rumah dari 11% atau sekitar 25.000 spesies, di mana lebih dari setengahnya merupakan tanaman asli Indonesia.

"Indonesia saat ini dikenal sebagai negara terbesar penghasil kelapa di dunia, tapi mayoritas petani kelapa masih hidup di bawah garis kemiskinan. Hampir 3 juta petani kelapa di Indonesia (96%) memiliki lahan kurang dari setengah hektare yang ditanami kelapa kurang dari 100 pohon," katanya.

Ia mengatakan, fasilitas, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mengembangkan kompetensi masing-masing di UMP saat ini sudah sangat memadai. Menurutnya, fasilitas laboratorium yang dimiliki UMP sangat baik dan modern, teknologi informasi juga dapat diakses dengan mudah.

"Terima kasih banyak atas kontribusi pada supplier peralatan laboratorium yang telah membantu mewujudkan hal ini. Sungguh fasilitas yang dimiliki oleh UMP saat ini sangat jauh lebih baik kualitasnya dibandingkan ketika saya memulai karier sebagai dosen di UMP tahun 1992," ungkapnya.

Prof Sisunandar juga mengajak kepada para mahasiswa dan dosen juniornya yang berkiprah di bidang ilmu biologi, pertanian maupun perkebunan di lingkungan UMP untuk terus mengembangkan riset dan inovasinya.

"Tidak ada alasan lagi bagi kita sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Purwokerto untuk tidak berinovasi dan memberi konstribusi agar Indonesia menjadi lebih baik lagi di masa mendatang," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5945 seconds (0.1#10.140)