Sosialisasi Kesehatan Reproduksi, DKT Indonesia Gandeng Didi Kempot

Senin, 02 Desember 2019 - 22:30 WIB
Sosialisasi Kesehatan Reproduksi, DKT Indonesia Gandeng Didi Kempot
Penyanyi campursari, Didi Kempot bernyanyi dalam konser musik #BeraniDekat di Parkir Barat Stadion Mandala Krida Yogyakarta. FOTO/SINDOnews/SUHARJONO
A A A
YOGYAKARTA - Organisasi nirlaba DKT Indonesia menggandeng penyanyi campursari Didi Kempot dan grup band asal Yogyakarta Guyon Waton dalam kampanye kesehatan reproduksi. Lewat konser #BeraniDekat yang digelar di Parkir Barat Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Minggu (1/12/2019) malam, pesan moral untuk menjaga kesehatan reproduksi disampaikan kepada ribuan penonton yang hadir.

Head of Marketing DKT Indonesia Ade Maharani mengatakan, konser #BeraniDekat (#beraniDKT) merupakan bentuk tanggung-jawab perusahaan untuk konsisten mengedukasi kalangan anak muda Indonesia. Didi Kempot dan Guyon Waton merupakan musisi lokal yang sangat digemari olehanak muda saat ini.

"Untuk itu, dengan adanya konser #BeraniDekat (#beraniDKT) kami berharap dapat merangkul anak muda Indonesia untuk bersama-sama sadar dan turut menjaga kesehatan reproduksinya," katanya kepada wartawan di Yogyakarta di sela konser.

Dijelaskan, mayoritas masyarakat Indonesia masih menganggap remeh atau tidak peduli terhadap isu kesehatan reproduksi. Padahal, informasi mengenai kesehatan reproduksi merupakan hak setiapindividu yang harus diperhatikan untuk menanggulangi berbagai risiko, seperti kehamilan usia dini,pencegahan berbagai infeksi menular seksual, HIV-AIDS, hingga berujung pada pencegahan AngkaKematian Ibu dan Anak serta meningkatkan kualitas kesejahteraan.

"Saat ini di Indonesia perkawinan anak sebesar 37,91%. Ini menempatkan Indonesia tertinggi kedua di ASEAN," katanya.

Tidak hanya itu 33,5% perempuan Indonesia hamil di usia muda, usia antara 15-19 tahun. "Hanya 51,1% anak muda Indonesia yang memiliki pengetahuan komprehensif terhadap kesehatan reproduksi," ungkap Ade.

Sementara itu, prevalensi HIV di Indonesia saat ini diperkirakan sebanyak 640.000 jiwa, tapi hanya 349.000 jiwa yang terlapor. "17,1% kasus HIV di Indonesia yang tercatat selama April hingga Juni 2019, merupakan anak muda berusia 15-24 tahun," katanya.

Dalam kesempatan tersebut juga diberikan penghargaan kepada local hero. Dua pahlawan tersebut adalah Ajeng Sulistyaningrum, bidan di lereng Gunung Merapi serta Puger Mulyono yang mendedikasikan hidup untuk mengurusi anak-anak yang sudah terinveksi HIV/AIDS.

Puger Mulyono mengaku tergerak untuk bisa mendampingi anak-anak kecil yang terkena HIV/AIDS mendapatkan hak pendidikan. "Saya kasihan karena seringkali mereka dikucilkan. Maka kita dampingi, kita ikut memberikan edukasi ke sekolah, sehingga bisa diterima dan diperlakukan sama," katanya.

Begitu juga dengan bidan Ajeng yang mendedikasikan diri untuk menjaga kesehatan reproduksi ibu-ibu di lereng Merapi. Bidan ini rela berjalan di lereng Merapi agar ibu-ibu mengenal kesehatan reproduksi. "Di daerah saya terisolir. Mobil tidak bisa masuk, sering kali harus berjalan membantu persalinan," tutur Ajeng.

Sementara, Didi Kempot mengaku bangga konser kali ini berbeda. "Konser kali ini tidak hanya berkumpul Sobat Ambyar (penggemar Didi Kempot), tapi ada pesan moral berupa kesehatan reproduksi dan jangan sampai terkena HIV/AIDS. Ini menarik dan sukses," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0057 seconds (0.1#10.140)