Diam-diam KPK Terjunkan Tim ke Beberapa Negara Terkait Mafia Migas

Selasa, 05 November 2019 - 15:15 WIB
Diam-diam KPK Terjunkan Tim ke Beberapa Negara Terkait Mafia Migas
Secara diam-diam Komisi Pemberantasan Korupsi menerjunkan tim penyidik ke beberapa negara guna mencari bukti tambahan dugaan suap mafia migas di Petral. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerjunkan tim penyidik ke beberapa negara secara diam-diam guna mencari bukti-bukti tambahan kasus dugaan suap mafia migas di Petral dan Pertamina Energy Service (PES) Pte Ltd.

Wakil Ketua KPK Laode Muhamad Syarif menyatakan, pihaknya sangat serius melakukan penyidikan kasus dugaan suap terkait kegiatan perdagangan minyak mentah dan produk kilang di Pertamina Energy Services (PES) Pte Ltd selaku subsidiary company PT Pertamina (Persero).

Dalam kasus ini KPK telah menetapkan Bambang Irianto selaku Managing Director PES Pte Ltd periode 2009-2013 merangkap Direktur Utama Pertamina Energy Trading Limited (Petral) 2013-2015.

Syarif membenarkan, selepas konferensi pers penetapan Bambang Irianto sebagai tersangka pada Selasa (10/9/2019) lalu memang tidak ada satu pun nama saksi kasus ini yang tercantum dalam jadwal pemeriksaan yang biasanya dipajang di ruang wartawan.

Meski begitu dia menegaskan, penyidikan kasus ini terus berlangsung. Bahkan Syarif memastikan, bahwa ada beberapa penyidik KPK yang telah ditugaskan ke beberapa negara.

"Betul ada beberapa orang yang ditugaskan untuk mendapatkan data dan bukti-bukti yang diperlukan. Saya tidak bisa sampaikan penyidik ke negara mana saja," ujar Syarif saat dihubungi KORAN SINDO, Selasa (5/11/2019).

Pernyataan ini disampaikan Syarif menjawab pertanyaan yang diajukan KORAN SINDO apakah benar tim penyidik KPK sudah ditugaskan ke Singapura, Hongkong, dan Uni Emirate Arab (UEA) untuk meminta dan mencari data-data/bukti-bukti pendukung dan tambahan atas kasus dugaan suap kegiatan perdagangan minyak mentah dan produk kilang di PES Pte Ltd dengan tersangka Bambang Irianto.

Pertanyaan tersebut diajukan karena sebelumnya KORAN SINDO telah menerima informasi bahwa beberapa penyidik yang tergabung dalam Tim Satuan Tugas (Satgas) yang menangani kasus dugaan suap kegiatan perdagangan minyak mentah dan produk kilang di PES Pte Ltd telah diterjunkan ke Singapura, Hongkong, dan Uni Emirate Arab (UEA) sejak akhir September 2019.

Laode Muhamad Syarif enggan berkomentar banyak saat disinggung apakah keberadaan tim penyidik KPK di beberapa negara juga disertai pemeriksaan sejumlah saksi. Dia juga tidak mau mengungkap lebih lanjut bukti apa saja yang telah diperoleh penyidik saat ditugaskan ke luar negeri. "Belum bisa dibuka sekarang," ucapnya.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, pada Selasa (5/11/2019) ini penyidik mengagendakan pemeriksaan terhadap Bambang Irianto sebagai tersangka. Sebelumnya, tutur Febri, Bambang disangkakan menerima suap sebesar USD2,9 juta kurun 2010 sampai dengan 2013.

Uang tersebut diduga diterima Bambang melalui rekening SIAM Group Holding Ltd yang berkedudukan hukum di British Virgin Island. Perusahaan tersebut didirikan oleh Bambang.

"Pemeriksaan tersangka BTO hari Selasa ini merupakan pemeriksaan pertama yang bersangkutan sebagai tersangka," ujar Febri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (5/11/2019).
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9355 seconds (0.1#10.140)