Tim Riset Unpad Budidayakan Stevia di Lahan Perhutani

Senin, 03 Desember 2018 - 14:23 WIB
Tim Riset Unpad Budidayakan Stevia di Lahan Perhutani
Wakil Rektor III Bidang Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, Inovasi, dan Usaha Unpad Keri Lestari (baju putih) saat uji coba budidaya stevia di lahan Perhutani Petak 55, RPH Cikole, BKPH Lembang, Cikidang, Lembang, KBB. Foto/SINDOnews/Adi H
A A A
BANDUNG BARAT - Tim peneliti dari Universitas Padjadjaran (Unpad) mencoba untuk membudidayakan tanaman stevia di kawasan lahan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara, tepatnya di Petak 55, RPH Cikole, BKPH Lembang, Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Tim yang dipimpin Wakil Rektor III Bidang Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, Inovasi, dan Usaha Keri Lestari ini mencoba mengembangkan tanaman stevia yang dapat menjadi bahan baku pengganti gula yang rendah kalori sehingga bisa mencegah penyakit diabetes melitus.

"Berdasarkan riset yang kami lakukan, daun stevia memiliki rasa manis sekitar 200 hingga 300 kali gula biasa, namun memiliki nol kalori. Inilah yang membuat produsen yang bekerja sama dengan lembaga penelitian Unpad, tertarik untuk memanfaatkannya sebagai sumber bahan baku produk mereka," tutur Keri saat ditemui di Lembang, Senin (3/12/2018).

Keri menjelaskan, Unpad memiliki konsep transformatif learning yakni pembelajaran yang didasarkan riset terkait dengan pengabdian masyarakat. Melalui pembudidayaan tanaman stevia ini diharapkan dapat mengoptimalisasikan kawasan hutan lindung yang selama ini hanya ditanami kopi. Ini dikarenakan karakteristik stevia yang memiliki fungsi konservasi, tidak merusak tanah, dan bisa dipanen berkali-kali tanpa harus mencabut akarnya.

Pada riset dan KKN tematik lapangan ini, pihaknya melibatkan langsung mahasiswa, petani, LMDH, masyarakat, hingga entrepreneur. Mereka harus paham proses lini per lininya mulai dari menanam, produksi, packaging, marketing, hingga penyediaan bahan bakunya. Di sinilah kerja sama dengan pihak Perhutani menjadi sangat strategis dalam pendayagunaan lahan dan sebagai support program Rehabilitasi Hutan Lindung (RHL).

"Melalui sistem riset hilirisasi ini kami juga ingin mengembangkan social technopreneurship, yakni teknologi tepat guna yang memiliki dampak kepada kesejahteraan masyarakat serta dalam pengembangannya juga melibatkan masyarakat secara langsung," ucapnya.

Berdasarkan pengamatannya, masyarakat di sekitar hutan saat ini hanya mengandalkan mata pencaharian dari menanam kopi. Sayangnya, masa panen kopi bisa dilakukan setahun sekali dan hasil panen itu hanya cukup untuk membiayai hidup selama 5-6 bulan. Melalui pembudidayaan tanaman stevia ini diharapkan bisa mengisi kekosongan penghasilan masyarakat karena nilai ekonomisnya tinggi dan pemeliharaannya juga tidak sulit.

"Produsen yang siap membeli bahan baku daun stevia sudah ada karena pengenalan produk dilakukan dari dua tahun lalu dan optimalisasi produksinya dari setahun ke belakang. Sekarang tinggal ke petaninya diberi arahan bagaimana menjaga hutan dan tanaman yang ditanam sehingga Perhutani juga merasakan keuntungan dengan terjaganya kawasan mereka," pungkasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7114 seconds (0.1#10.140)