Pandemi Covid-19 Tak Surutkan Semangat Fans Arsenal untuk Donor Darah
A
A
A
BANDUNG - Komunitas fans setia klub sepak bola Arsenal di Indonesia, Arsenal Indonesia Supporters (AIS) tetap menggelar kegiatan donor darah sebagai agenda rutin tahunan di tengah pandemi virus Corona (Covid-19).
Pandemi Covid-19 tidak menjadi penghalang bagi wadah pendukung klub sepak bola asal Inggris tersebut untuk menggelar berbuat untuk sesama. AIS menjadikan pandemi Covid-19 sebagai momentum mengajak member dan masyarakat luas mendonorkan darahnya.
Komite Nasional Donor Darah AIS, Eddi Brokoli menyatakan, sebagai wadah pendukung resmi yang telah diakui Arsenal, AIS merasa ikut bertangung jawab membantu sesama melalui kegiatan donor darah yang rutin digelar setiap Hari Jadi AIS. Terlebih, stok darah selama pandemi Covid-19 berkurang drastis.
"Dari data yang kami terima, penurunan stok darah selama pandemi Covid-19 mencapai 70 persen lebih rendah dibandingkan dengan bulan Ramadhan," ungkap Eddi dalam konferensi pers yang digelar lewat Live Instagramnya, Sabtu (4/4/2020).
Dengan kondisi tersebut, lanjut Eddi, pihaknya merasa tertantang. Sebab, masih banyak orang yang harus hidup dengan bergantung pada transfusi darah, seperti pengidap thalasemia. Apalagi, kata Eddi, saat ini terjadi lonjakan kasus demam berdarah dengue (BDB).
"Anjuran pemerintah untuk waspada dengan Covid-19 itu penting, namun kebutuhan darah juga sama-sama penting demi mempertahankan nyawa orang lain," ucapnya.
Meski begitu, Eddi mengakui, di Hari Jadi ke-17 AIS kali ini, pihaknya menghadapi tantangan berat dalam menggelar kegiatan donor darah ini. Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19, kegiatan donor darah tidak bisa digelar seperti tahun-tahun sebelumnya.
Eddi menjelaskan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan donor darah kali ini tidak akan digelar di tempat terbuka sesuai anjuran pemerintah untuk melakukan social dan physical distancing. Bahkan, pihaknya pun tidak menargetkan jumlah labu darah yang bakal diperoleh.
"Donor darah dilakukan di Unit Donor Darah (UDD) PMI kota masing-masing. Kalau sebelumya kita bisa mengadakan di store Eiger atau ball room hotel atau tempat umum lainnya, sekarang tidak," ujarnya.
Meski demikian, Eddi meyakinkan, pendonor tak perlu khawatir untuk mendonorkan darahnya, sebab PMI sudah memiliki protokol dan standar operasional prosedur (SOP) untuk melakukan donor di tengah pandemi.
"Kami dan PMI menjamin member AIS dan masyarakat yang akan donor darah aman dengan SOP yang diberlakukan," tegas Eddi.
Eddi juga mengatakan, tahun ini, AIS hanya menggelar donor darah di 50 kota di seluruh Indonesia atau berkurang dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 66 kota. Hal itu dikarenakan UDD PMI di beberapa kota menyatu dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), sehingga sangat tidak memungkinan menyelenggarakan kegiatan donor darah.
"Tahun sebelumnya kami mendapatkan 2.300 labu darah dari partisipasi yang mencapai 3.000 orang, baik member AIS maupun masyarakat," sebutnya.
Eddi menambahkan, tahun ini, pihaknnya memang tidak menargetkan labu darah yang dapat diperoleh dari kegiatan donor darah tersebut. Terpenting, kata dia, pihaknya mendapatkan labu darah sebanyak-banyaknya berdasarkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya donor darah.
"Kami juga berharap, masyarakat yang sudah biasa melakukan donor kembali mendonorkan darahnya karena prosedur donor di tengah pandemi itu aman. Terlebih, sebentar lagi menghadapi bulan puasa yang juga sering terjadi krisis darah," ajaknya.
Diketahui, sejak 2015 silam, AIS menyelenggarakan donor darah setiap tahunnya. Kegiatan sosial tersebut digelar secara serentak di setiap wilayah di Indonesia, mulai Aceh hingga Papua.
Pandemi Covid-19 tidak menjadi penghalang bagi wadah pendukung klub sepak bola asal Inggris tersebut untuk menggelar berbuat untuk sesama. AIS menjadikan pandemi Covid-19 sebagai momentum mengajak member dan masyarakat luas mendonorkan darahnya.
Komite Nasional Donor Darah AIS, Eddi Brokoli menyatakan, sebagai wadah pendukung resmi yang telah diakui Arsenal, AIS merasa ikut bertangung jawab membantu sesama melalui kegiatan donor darah yang rutin digelar setiap Hari Jadi AIS. Terlebih, stok darah selama pandemi Covid-19 berkurang drastis.
"Dari data yang kami terima, penurunan stok darah selama pandemi Covid-19 mencapai 70 persen lebih rendah dibandingkan dengan bulan Ramadhan," ungkap Eddi dalam konferensi pers yang digelar lewat Live Instagramnya, Sabtu (4/4/2020).
Dengan kondisi tersebut, lanjut Eddi, pihaknya merasa tertantang. Sebab, masih banyak orang yang harus hidup dengan bergantung pada transfusi darah, seperti pengidap thalasemia. Apalagi, kata Eddi, saat ini terjadi lonjakan kasus demam berdarah dengue (BDB).
"Anjuran pemerintah untuk waspada dengan Covid-19 itu penting, namun kebutuhan darah juga sama-sama penting demi mempertahankan nyawa orang lain," ucapnya.
Meski begitu, Eddi mengakui, di Hari Jadi ke-17 AIS kali ini, pihaknya menghadapi tantangan berat dalam menggelar kegiatan donor darah ini. Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19, kegiatan donor darah tidak bisa digelar seperti tahun-tahun sebelumnya.
Eddi menjelaskan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan donor darah kali ini tidak akan digelar di tempat terbuka sesuai anjuran pemerintah untuk melakukan social dan physical distancing. Bahkan, pihaknya pun tidak menargetkan jumlah labu darah yang bakal diperoleh.
"Donor darah dilakukan di Unit Donor Darah (UDD) PMI kota masing-masing. Kalau sebelumya kita bisa mengadakan di store Eiger atau ball room hotel atau tempat umum lainnya, sekarang tidak," ujarnya.
Meski demikian, Eddi meyakinkan, pendonor tak perlu khawatir untuk mendonorkan darahnya, sebab PMI sudah memiliki protokol dan standar operasional prosedur (SOP) untuk melakukan donor di tengah pandemi.
"Kami dan PMI menjamin member AIS dan masyarakat yang akan donor darah aman dengan SOP yang diberlakukan," tegas Eddi.
Eddi juga mengatakan, tahun ini, AIS hanya menggelar donor darah di 50 kota di seluruh Indonesia atau berkurang dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 66 kota. Hal itu dikarenakan UDD PMI di beberapa kota menyatu dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), sehingga sangat tidak memungkinan menyelenggarakan kegiatan donor darah.
"Tahun sebelumnya kami mendapatkan 2.300 labu darah dari partisipasi yang mencapai 3.000 orang, baik member AIS maupun masyarakat," sebutnya.
Eddi menambahkan, tahun ini, pihaknnya memang tidak menargetkan labu darah yang dapat diperoleh dari kegiatan donor darah tersebut. Terpenting, kata dia, pihaknya mendapatkan labu darah sebanyak-banyaknya berdasarkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya donor darah.
"Kami juga berharap, masyarakat yang sudah biasa melakukan donor kembali mendonorkan darahnya karena prosedur donor di tengah pandemi itu aman. Terlebih, sebentar lagi menghadapi bulan puasa yang juga sering terjadi krisis darah," ajaknya.
Diketahui, sejak 2015 silam, AIS menyelenggarakan donor darah setiap tahunnya. Kegiatan sosial tersebut digelar secara serentak di setiap wilayah di Indonesia, mulai Aceh hingga Papua.
(awd)