Masuk Jabar, Pemudik dari Zona Merah Langsung Dites Corona

Kamis, 02 April 2020 - 19:34 WIB
Masuk Jabar, Pemudik dari Zona Merah Langsung Dites Corona
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat mengikuti Ratas bersama Presiden Jokowi terkait antisipasi mudik melalui video conference di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (2/4/2020). Foto/Dok.Humas Pemprov Jabar
A A A
BANDUNG -

Para pemudik dari zona merah penyebaran virus Corona (Covid-19) akan dites ketika memasuki wilayah Provinsi Jawa Barat. Ini menjadi prosedur tetap atau protap kesehatan yang diberlakukan di terminal, bandara, maupun stasiun.

"Kedatangan di terminal atau point of entry akan dilakukan pengecekan. Mereka yang punya gejala, saat itu juga, di tempat kedatangan, akan dites Dinas Perhubungan Jawa Barat dan dipisahkan untuk memastikan orang yang datang adalah orang-orang yang sehat," tegas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait antisipasi mudik melalui video conference di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (2/4/2020).

Emil menjelaskan, selain menjalani tes Covid-19, ada beberapa risiko lain bagi warga Jabar yang memaksakan diri untuk mudik. Yang bersangkutan secara otomatis menyandang status ODP (orang dalam pemantauan) setibanya di kampung halaman. Konsekuensinya adalah melakukan karantina mandiri selama 14 hari.

"Jika ketahuan tidak melakukan tindakan karantina diri, maka polisi akan mengambil tindakan dengan pasal membuat sebuah potensi yang membahayakan kesehatan dan keselamatan warga," tegasnya lagi.

Kepada presiden Kang Emil sempat mengungkapkan kasus penularan corona di Ciamis, di mana dua-dua karena kedatangan orang dari Jakarta. ”Saya sampaikan satu lansia positif Covid-19 di Ciamis gara gara didatangi anaknya dari Jakarta. Dan satu orang suami sekarang bersedih karena istrinya positif Covid-19. Istrinya bekerja di Jakarta memaksakan mudik pulang ke Bandung," ungkapnya. (Baca : Mudik, 130 Santri Lirboyo Disambut Gugus Tugas Corona Karawang)

Menurut Kang Emil, dua fakta tersebut merupakan kekhawatiran yang menjadi kenyataan. Oleh karenanya, Kang Emil kembali mengimbau warga Jabar di perantauan tidak memaksakan diri untuk mudik. Terlebih, pemerintah pusat dan DKI Jakarta pun telah memberikan jaminan kepada warganya selama pandemi Corona ini berlangsung.

Presiden Jokowi menyampaikan beberapa opsi kebijakan yang bisa diambil kementerian atau pemerintah daerah untuk mengantisipasi mudik di tengah pandemi Corona.

Jokowi menyebutkan, dalam rangka menenangkan masyarakat, pihaknya berencana mengganti hari libur Idul Fitri. Selain itu memberikan fasilitas bagi pemudik yang mudik di hari libur pengganti itu, misalnya gratis masuk ke tempat-tempat wisata di daerahnya masing-masing. "Saya kira kalau skenario ini dilakukan, kita bisa memberikan sedikit ketenangan kepada masyarakat," kata Jokowi. (Baca : Diperkirakan 5.200 Bakal Mudik ke Majalengka, Bupati Minta Antisipasi Persebaran Corona)

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga meminta penyaluran bantuan perlindungan sosial sebagai stimulus ekonomi untuk membantu warga yang bertahan, khususnya di DKI Jakarta, agar tidak mudik.

"Kemudian intervensi di tengah, yaitu pembatasan pergerakan orang, skenario jaga jarak yang aman sesuai dengan protokol kesehatan. Dan dengan kedisiplinan yang kuat, saya kira akan memberikan pengaruh besar terhadap jumlah yang positif Covid-19 ini," katanya.

Jokowi juga menilai, saat ini, pengawasan dan pengendalian di level daerah, terutama kelurahan dan desa sudah mulai digerakkan oleh pemerintah daerah. Karenanya, dia mendorong adanya partisipasi di tingkat komunitas, baik itu RT maupun RW dalam mengantisipasi kedatangan pemudik.

"Sehingga, pemudik yang pulang dari Jabodetabek bisa diberlakukan sebagai ODP (orang dalam pemantauan) dan harus menjalankan isolasi mandiri," katanya. agung bakti sarasa
(muh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.4225 seconds (0.1#10.140)