Peralatan Kesehatan untuk Pencegahan Corona di Majalengka Masih Minim

Selasa, 24 Maret 2020 - 14:28 WIB
Peralatan Kesehatan untuk Pencegahan Corona di Majalengka Masih Minim
Bupati Majalengka Karna Sobahi. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
MAJALENGKA - Langkah pencegahan dan penanganan terhadap persebaran virus Corona atau COVID 19 di Kabupaten Majalengka masih menyisakan sejumlah kendala. Di antaranya, peralatan kesehatan yang masih minim.

Belum memadainya alat pendukung itu terjadi baik untuk masyarakat luas maupun tenaga kesehatan. Bagi masyarakat, kendala penanganan penyebaran vurus lantaran tidak adanya alat untuk test.

Walhasil, bagi masyarakat yang memeriksakan diri, harus menunggu beberapa hari, karena untuk menguji positif atau negatif dilakukan di luar kota. (Baca juga; Bupati Majalengka Keluarkan Kebijakan Baru Pelayanan RSUD Terkait Corona )

"Kendala kita adalah belum memiliki alat test karena ini tidak sembarangan. Akibatnya pasien PDP yang ada di Majalengka itu sudah dikirim samplenya ke sana, baru akan datang beberapa hari lagi," kata Bupati Majalengka Karna Sobahi di Pendopo, Selasa (24/3/2020).

Terkait kondisi itu, Karna mengaku sudah meminta kepada jajaranya untuk mengupayakan agar ke depan bisa memiliki alat tes sendiri. "Saya sudah meminta kepada dua Direktur Rumah Sakit, Kepala Dinas Kesehatan segera cari solusi di mana tempat tes yang ada di Indobesia, kita kejar ke sana. Jadi begitu Puskesmas mengirim PDP ke RS, jangan dibiarkan lama-lama (menunggu) mereka," ungkapnya.

Kendala juga terjadi untuk kebutuhan peralatan pelindung diri tenaga kesehatan di dua RSUD di Kabupaten Majalengka. Memang ada bantuan alat pelindung kesehatan (ADP) dari Pemprov Jabar, namun jumlahnya masih jauh dari ideal.

Dalam satu hari, kata Bupati dibutuhkan setidaknya 12 APD bagi para tenaga kesehatan. Sebab, di Majalengka terdapat tiga orang PDP. (Baca juga; Status Siaga Darurat Corona, Pelayanan di Majalengka Berjalan Normal )

"Walaupun Majalengka sudah dibagi, ya kita inisiatif untuk mencari, melindungi. Di Majalengka ada tiga PDP dan diawasi oleh tiga shift, tiap shift empat orang. Jadi hampir 12 APD dalam satu hari. Saya tidak mau mendengar perawat atau dokter meninggal karena virus corona gara-gara menangani pasien," tegasnya.

Sementara itu, jumlah ODP di Kabupaten Majalengka mengalami penurunan, dari sebelumnya sekitar 321 orang, saat ini tersisa 48 orang. Pengurangan jumlah ODP itu setelah dilakukan pemantauan selama 14 hari sampai dengan Senin (23/3/2020), tidak ditemukan indikasi yang bersangkutan mengalami gejala-gejala terinfeksi virus Corona.

"Dikaji berdasarkan kriteria ODP, mereka tidak mengindikasikan adanya keluhan dan gejala COVID-19. Sehingga berdasarkan kajian medis dan dari tim Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Kabupaten Majalengka, (saat ini terdapat data) 48 orang yang masuk ODP, 3 orang PDP, nol positif, dan nol meninggal," jelas Bupati.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3808 seconds (0.1#10.140)