Ini Susunan Staf Rektor ITB di Bawah Kepemimpinan Reini Wirahadikusumah
A
A
A
BANDUNG - Institut Teknologi Bandung (ITB) baru saja memiliki rektor perempuan pertama sejak 100 tahun berdiri, Reini Wirahadikusumah. Setelah dilantik pekan kemarin, Reini mengumumkan staf rector yang bakal mendampinginya hingga 2025.
Para staf rektor yang mayoritas wajah baru adalah Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Ir Jaka Sembiring MEng; Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Ir Muhamad Abduh MT PhD; Wakil Rektor Bidang Sumberdaya Dr Ir Gusti Ayu Putri Saptawati S MComm; Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof Ir I Gede Wenten MSc PhD; dan sekretaris institut Prof Dr Ing Ir Widjaja Martokusumo.
Dikutip dari situs itb.ac.id, dalam sambutannya Reini mengatakan, ITB adalah wujud kesatuan kolektif dari segenap insan intelektual, yang memiliki dedikasi tinggi dalam memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta sosial dan humaniora melalui kegiatan tridharma. Dalam perjalanan kiprahnya, ITB telah berkontribusi melahirkan banyak pemimpin di berbagai area kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai kampus, lanjutnya, ITB adalah wadah yang nyaman dan kondusif bagi berbagai kegiatan intelektual dan kebudayaan, dengan atmosfer akademik yang terbuka terhadap pertukaran gagasan dan pengalaman, pemikiran-pemikiran kritis dan visioner, disertai sikap yang menjunjung tinggi kebebasan akademik dalam keanekaragaman keilmuan dan budaya.
“Saya mengemban amanah sebagai Rektor ITB lima tahun ke depan. Untuk dapat menjalankan amanah secara efektif, maka Rektor dan segenap jajaran Pimpinan ITB perlu bertindak atas dasar pemahaman yang memadai mengenai budaya dan tradisi kampus,” ujar Reini. (Baca juga; Resmi Dilantik, Ini Rencana Pengembangan Rektor Perempuan Pertama ITB )
Adapun sebagai organisasi, lTB menurut Reini, harus senantiasa menjadi learning organization dan bersifat adaptif. Setelah seratus tahun berkontribusi gemilang, kini saatnya ITB memulai kembali, membangun kekuatan untuk menjawab tantangan perubahan, menyusun strategi transformasi untuk 100 tahun yang akan datang.
“Seperti telah saya sampaikan sebelumnya, sejalan dengan Rencana Induk Pengembangan ITB 2020-2025 untuk mewujudkan ‘a Globally Respected and Locally Relevant University’, Pimpinan ITB telah menyusun Strategi Pencapaian Wujud ITB 2025,” katanya.
ITB juga perlu sistem monitoring-evaluation untuk mengukur capaian-capaian kemajuan, guna pembelajaran dan perbaikan tindakan-tindakan learning dan continuous improvement di ITB. Keseluruhan upaya perubahan atau transformasi tidak akan berhasil secara berarti tanpa disertai dengan endurance dan kerjasama yang kuat dan efektif.
“Seluruh jajaran Pimpinan ITB, khususnya Rektor dan para Wakil Rektor akan senantiasa menjaga kesamaan pemahaman akan visi, tujuan, dan strategi transformasi pada seluruh elemen organisasi dan para pemangku kepentingan,” ujarnya.
Para staf rektor yang mayoritas wajah baru adalah Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Ir Jaka Sembiring MEng; Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Ir Muhamad Abduh MT PhD; Wakil Rektor Bidang Sumberdaya Dr Ir Gusti Ayu Putri Saptawati S MComm; Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof Ir I Gede Wenten MSc PhD; dan sekretaris institut Prof Dr Ing Ir Widjaja Martokusumo.
Dikutip dari situs itb.ac.id, dalam sambutannya Reini mengatakan, ITB adalah wujud kesatuan kolektif dari segenap insan intelektual, yang memiliki dedikasi tinggi dalam memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta sosial dan humaniora melalui kegiatan tridharma. Dalam perjalanan kiprahnya, ITB telah berkontribusi melahirkan banyak pemimpin di berbagai area kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai kampus, lanjutnya, ITB adalah wadah yang nyaman dan kondusif bagi berbagai kegiatan intelektual dan kebudayaan, dengan atmosfer akademik yang terbuka terhadap pertukaran gagasan dan pengalaman, pemikiran-pemikiran kritis dan visioner, disertai sikap yang menjunjung tinggi kebebasan akademik dalam keanekaragaman keilmuan dan budaya.
“Saya mengemban amanah sebagai Rektor ITB lima tahun ke depan. Untuk dapat menjalankan amanah secara efektif, maka Rektor dan segenap jajaran Pimpinan ITB perlu bertindak atas dasar pemahaman yang memadai mengenai budaya dan tradisi kampus,” ujar Reini. (Baca juga; Resmi Dilantik, Ini Rencana Pengembangan Rektor Perempuan Pertama ITB )
Adapun sebagai organisasi, lTB menurut Reini, harus senantiasa menjadi learning organization dan bersifat adaptif. Setelah seratus tahun berkontribusi gemilang, kini saatnya ITB memulai kembali, membangun kekuatan untuk menjawab tantangan perubahan, menyusun strategi transformasi untuk 100 tahun yang akan datang.
“Seperti telah saya sampaikan sebelumnya, sejalan dengan Rencana Induk Pengembangan ITB 2020-2025 untuk mewujudkan ‘a Globally Respected and Locally Relevant University’, Pimpinan ITB telah menyusun Strategi Pencapaian Wujud ITB 2025,” katanya.
ITB juga perlu sistem monitoring-evaluation untuk mengukur capaian-capaian kemajuan, guna pembelajaran dan perbaikan tindakan-tindakan learning dan continuous improvement di ITB. Keseluruhan upaya perubahan atau transformasi tidak akan berhasil secara berarti tanpa disertai dengan endurance dan kerjasama yang kuat dan efektif.
“Seluruh jajaran Pimpinan ITB, khususnya Rektor dan para Wakil Rektor akan senantiasa menjaga kesamaan pemahaman akan visi, tujuan, dan strategi transformasi pada seluruh elemen organisasi dan para pemangku kepentingan,” ujarnya.
(wib)