Bayi Dua Bulan Penderita Hydrocephalus Butuh Bantuan

Senin, 04 Mei 2015 - 17:42 WIB
Bayi Dua Bulan Penderita Hydrocephalus Butuh Bantuan
Bayi Dua Bulan Penderita Hydrocephalus Butuh Bantuan
A A A
POLEWALI - Nurfasya, putri bungsu pasangan suami istri Mustam dan Nuraisa yang baru berumur dua bulan menderita penyakit hydrocephalus.

Karena ketidakmampuan ekonomi pasangan suami istri warga Desa Ihing, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulbar ini harus pasrah dengan keadaan. Sehingga untuk pengobatan terhadap bayinya dilakukan dengan cara alternatif dan tradisional.

Di usianya yang baru menginjak dua bulan, bayi malang ini hidup dengan memperihatinkan. Penimbunan cairan di kepala membuat ukuran kepala Nurfasya terus membesar hingga melebihi ukuran kepala orang dewasa.

Nuraisa, ibu Nurfasya tidak menduga, anak bungsunya harus menderita penyakit seperti itu. Apalagi saat dalam kandungan, Nuraisa tidak pernah merasakan keanehan, bahkan saat baru dilahirkan.

Menurut Nuraisa, dia baru melihat keanehan pada kepala anaknya saat usianya baru menginjak 15 belas hari.

“Waktu lahir masih normal seperi bayi biasa. Nanti setelah lima belas hari, ukuran kepalanya anaknya perlahan mulai membesar,” tutur Nuraisa saat ditemui di rumahnya, Senin (4/5/2015).

Walau demikian, Nuraisa mengakui, pada saat anaknya dilahirkan, kondisi kepalanya memang sedikit lembek. Tapi, dia tidak menyangka itu akan mengakibatkan kepala anaknya akan membesar.

Nuraisa mengakui, kondisi yang dialami anaknya sudah diketahui oleh pemerintah setempat.

Bahkan istri Bupati Polman yang kebetulan melakukan kunjungan kerja di Desa Ihing, juga sudah melihat langsung kondisi anaknya.

“Saat itu, kami diminta untuk membawa Nurfasya ke rumah sakit agar segera diberikan perawatan lebih lanjut,”timpal Nuraisa.

Sayangnya, harapan akan penyembuhan anaknya hanya rupanya belum bisa diwujudkan. Saat dia membawa anaknya ke rumah sakit dengan harapan buah hatinya bisa segera dirawat dan sembuhkan, rupanya berujung dengan kekecewaan.

Pihak dokter yang melakukan pemeriksaan terhadap anaknya, kata Nuraisa mengaku bahwa penyakit yang diderita Nurfasya hanya dapat disembuhkan dengan biaya yang tidak sedikit.

“Kalau sudah begitu saya mau apa. Terpaksa saya bawa pulang kembali ke rumah. Dokter di rumah sakit mengaku penyembuhannya anaknya hanya bisa dilakukan di rumah sakit Makassar,”cerita Nuraisa.

Terkait hal itu, Direktur RSUD Polman, dr Syamsiah, yang dikonfirmasi membantah jika pihaknya menolak pasien tersebut dirawat. Namun, dalam kasus Nurfasya, kemungkinan dokter menyarankan agar dirujuk ke Makassar.

“Kami tidak pernah menolak setiap pasien walaupun mereka dari keluarga kurang mampu. Masalah biaya, pemerintah sudah menyiapkan. Jika tidak tercover oleh jaminan kesehatan nasional, pemda juga sudah mengantisipasi. Jadi, kalau ditolak, itu tidak mungkin,” jelas Syamsiah.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4849 seconds (0.1#10.140)