Tuntutan Diabaikan, Mahasiswa STAIN Watampone Segel Ruang Kuliah

Selasa, 21 April 2015 - 23:16 WIB
Tuntutan Diabaikan, Mahasiswa STAIN Watampone Segel Ruang Kuliah
Tuntutan Diabaikan, Mahasiswa STAIN Watampone Segel Ruang Kuliah
A A A
WATAMPONE - Lantaran tuntutannya tidak dipenuhi, puluhan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menyegel kampus mereka dengan menutup pintu gerbang masuk kampus, Selasa (21/4/2015). Tak hanya itu, sejumlah ruang kuliah ditutup dan disegel dengan papan.

Penyegelan dilakukan lantaran puluhan mahasiswa ini kecewa pada pihak kampus karena tuntutan mereka belum dipenuhi. Mahasiswa meminta agar uang kuliah kerja nyata diturunkan, karena dianggap sangat mahal.

Tahun sebelumnya, mahasiswa yang akan berangkat kuliah kerja nyata hanya dibebankan uang PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) sebesar Rp300 ribu, sudah termasuk jas almamater dan perlengkapan lainnya. Sementara, pembayaran PNBP untuk tahun ini naik menjadi Rp500 ribu tanpa ada jas dan perlengkapan lainnya.

Sebelumnya, aksi demo mahasiswa tersebut diwarnai kericuhan karena mahasiswa yang ingin menemui Ketua STAIN Prof Haddise dihalau oleh satpam. Bentrokan tidak dapat dihindarkan. (Baca: Mahasiswa STAIN Watampone Bentrok dengan Satpam Kampus).

Mahasiswa pun bertahan di kampus agar tuntutan mereka dipenuhi. Namun, sudah menunggu beberapa jam, pihak kampus tidak memberikan solusi.

Akibatnya, mahasiswa marah dan langsung menyegel pintu gerbang kampus dan membakar ban serta berorasi di depan pintu, sehingga puluhan mahasiswa yang akan masuk kuliah terpaksa pulang.

Tak hanya itu, aksi mahasiswa kemudian berlanjut dengan mendatangi ruang kuliah. Mereka menyegel sejumlah pintu ruangan dengan papan dan memakunya.

Bahkan, dosen dan mahasiswa yang sedang melakukan proses belajar mengajar terpaksa berhenti dan keluar dari ruang kuliah lantaran disuruh keluar oleh para pengunjuk rasa. Akibat aksi tersebut, dosen dan ratusan mahasiswa batal kuliah dan memilih pulang.

Salah seorang mahasiswa, Agus membenarkan bahwa dia dan teman-temannya terpaksa batal mengikuti kuliah pada hari ini lantaran disuruh keluar oleh pengunjuk rasa.

Sementara, koordinator aksi, Arsyad, berjanji melakukan aksi susulan dengan massa yang lebih banyak jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Dia sangat kecewa dengan pihak kampus yang tidak konsisten dengan janji-janjinya saat dia akan masuk di kampus tersebut.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7354 seconds (0.1#10.140)