18 Buruh Bangunan Asal Jabar Terlantar di Manado

Selasa, 21 April 2015 - 17:56 WIB
18 Buruh Bangunan Asal Jabar Terlantar di Manado
18 Buruh Bangunan Asal Jabar Terlantar di Manado
A A A
MANADO - Sebanyak 18 buruh bangunan asal Jawa Barat (Jabar) terlantar di Kota Manado. Kini para buruh bangunan tersebut, ditampung di Polresta Manado.

Informasi yang dihimpun, mereka ingin pulang tapi tidak punya biaya sebab perusahaan tempat mereka bekerja belum memberikan upah, karena baru tiga hari bekerja.

Diketahui, para buruh bangunan tersebut terbang dari Jakarta ke Manado, Jumat sore, (18/4/2015) dan dijemput oleh mobil perusahaan di Bandara Sam Ratulangi, Manado.

Menurut mereka, tiket pesawat tersebut ditanggung oleh orang kepercayaan sebuah perusahaan pengembang di Manado yakni Sumardi melalui kontraktor Iwan yang rumah kontrakannya di Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Jabar.

Namun disayangkan, saat tiba di Manado, mereka tidak bekerja pada perusahaan yang dijanjikan Sumardi, melainkan bekerja di perusahaan pengembang lain.

Fatalnya lagi, sejak mereka tiba di Manado dan sudah bekerja selama tiga hari, Sumardi tidak pernah nongol, handphone pun tidak aktif.

Karena tidak enak hati, mereka pun memutuskan untuk berhenti bekerja dan ingin pulang ke Jabar. Sayang biaya tidak ada.

Karena merasa dibodohi, mereka pun mendatangi Polresta Manado dan meminta solusi jalan keluarnya agar bisa pulang ke kampung halaman masing-masing.

Kasat Reskrim Polresta Manado Kompol Dewa Made Palguna mengatakan, polisi tidak bisa membiayai mereka pulang.

"Kecuali mengantar ke bandara atau pelabuhan, itu kami bisa," kata Palguna, Selasa, (21/4/2015).

Mereka ini, lanjut Palguna, sudah mendapatkan lapangan pekerjaan di Manado meskipun bukan itu bukan tujuan mereka.

"Salah mereka sendiri dan kami pahami kekecewaannya. Tapi pada intinya mereka kan sudah bekerja. Kenapa tidak bekerja terus, kumpul uang, dan kalau mau pulang, silahkan," jelas Palguna.

Menariknya, pihak Polresta Manado yang menghubungi Dinas Tenga Kerja (Disnaker) Manado dan duduk bersama para buruh serta sudah dibukakan lapangan pekerjaan buat ongkos mereka pulang, justru para buruh ini menolak.

"Kami (Disnaker) sudah membukan peluang pada mereka yakni kembali bekerja di perusahaan awal yang mereka kerjakan selama tiga hari belakangan ini, tapi mereka menolak. Aneh," kata Kepala Disnaker Manado Atto Bulo.

Setelah perundingan selama dua jam, para buruh ini pun menyerah dan terpaksa menerima tawaran Disnaker.

"Kalian (buruh) jangan khawatir jika ada masalah di perusahaan, ikuti saja aturannya. Jika kalian tidak diberikan gaji silahkan datang ke Disnaker. Sebaliknya, jika kalian merasa diancam dan lainnya, laporkan ke polisi," jelas Atto.

Atas kesepakatan tersebut, para buruh pun akhirnya kembali bekerja di salah satu perusahaan pengembang ternama di Kecamatan Paniki, Kota Manado.

Salah satu buruh, Dede (49), warga Desa Sukanegla, Kecamatan Garut Kota, Garut, Jabar, menyampaikan rasa terima kasihnya pada Polresta Manado dan Disnaker Manado.

"Kami mewakili teman-teman menyampaikan terima kasih. Kami minta maaf karena beberapa rekan kami tadinya sempat menolak bekerja, tapi hasil dari solusi ini kami sudah sepakat kembali bekerja lagi," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6649 seconds (0.1#10.140)