Mensos Khofifah Blusukan di Palembang

Selasa, 03 Maret 2015 - 20:39 WIB
Mensos Khofifah Blusukan di Palembang
Mensos Khofifah Blusukan di Palembang
A A A
PALEMBANG - Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawangsa blusukan untuk melihat lebih dekat para penerima program Kemensos seperti Kelompok Usaha Bersama (Kube) maupun Program Keluarga Harapan (PKH) di Kasnariansyah Kelurahan 20 Ilir, Palembang.

Khofifah mengharapkan, progam Kube berjalan baik terutama dalam upaya membantu pelaku usaha kecil menengah (UKM) untuk mengakses perbankan.

Dengan begitu, perekenomian masyarakat bisa terangkat seperti Kube PKH Mandiri yang menjual makanan khas Palembang dan gorengan.

Setelah meninjau warung Kube Mandiri tersebut, Khofifah lanjut mendatangi rumah penerima PKH dengan menggunakan motor dari staf kelurahan. Dia menjelaskan, program-program Kemensos harus saling terintegrasi.

Misalnya, penerima PKH harus juga menjadi penerima kartu keluarga sejahtera (KKS), sebab di dalam KKS terdapat komponen kesehatan dalam Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan pendidikan dalam Kartu Indonesia Pintar (KIP). Berikutnya adalah memastikan mereka juga menerima raskin, rumah tinggal layak huni, dan Kube.

“Yang baru saya kunjungi ini harus jadi catatan tim pendamping sosial di Palembang supaya diprioritaskan untuk program rumah tinggal layak huni. Sebelumnya, penerima ini harus sudah melewati tahapan menerima KKS dan raskin. Leading terakhirnya adalah Kube. Dalam lima tahun mereka harus sudah bisa mandiri,” jelas Khofifah didampingi Lurah 20 Ilir Yuli Koptiana.

Karena itu, dia menegaskan agar Dinsos melalui tim pendamping memastikan masyarakat miskin bisa menerima raskin, KKS, rutilani, dan Kube.

Kalau semua komponen ini sudah terpenuhi selama lima tahun maka sudah harus diverifikasi sebagai keluarga mandiri. Anggaran untuk program ini dipastikannya bisa Kemensos rekomendasikan kapan saja.

“Saya tegaskan bisa kapan saja, sebab anggarannya di tingkat APBN sudah cair. Tinggal nanti pendamping PKH mengusulkan ke pemerintah di tingkat RT hingga Dinsos setempat untuk mencairkannya. Pak RT dan RW itu paling tahu kondisi warganya seperti apa,” tegasnya.

Satu hal yang dia ingatkan kepada masyarakat. Untuk program bantuan siswa miskin (BSM) sekarang sudah berganti nama bantuan siswa pintar. Hal ini untuk memperkuat para anak-anak Indonesia bahwa mereka bukan anak miskin tapi anak pintar.

Kabid Pemberdayaan Sosial Dinsos Sumsel Firman mengatakan, saat ini tercatat 200 Kube dengan 2000 penerima manfaat. Kebutuhan dananya sekitar Rp4 miliar pertahun atau sekitar Rp19 juta per Kube.

Menurutnya, Kube bisa menjadi modal bagi masyarakat miskin untuk meningkatkan taraf hidup melalui berbagai bidang mandiri, mulai dari perdagangan, peternakan, pertanian, perikanan, dan sektor informal lainnya.

“Sumsel ini lebih banyak ke perdagangan, seperti di OKI, OKU, OI, termasuk Palembang, ”jelasnya.

Sementara itu, penerima PKH Kelurahan 20 Ilir Farida menuturkan, dia sudah menerima bantuan Kemensos sejak setahun lalu.

Dia kini juga sudah menerima kartu KKS yang bisa dimanfaatkan. Dia juga berkeinginan untuk bisa membuka usaha sendiri ke depannya. Mengingat suaminya bekerja serabutan sebagai buruh.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9085 seconds (0.1#10.140)