4 Wartawan di Surabaya Berebut Kursi Wali Kota

Selasa, 03 Maret 2015 - 12:08 WIB
4 Wartawan di Surabaya Berebut Kursi Wali Kota
4 Wartawan di Surabaya Berebut Kursi Wali Kota
A A A
SURABAYA - Bursa pemilihan Wali Kota Surabaya pada Desember 2015 akan berlangsung sengit. Empat wartawan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Surabaya, dipastikan maju menjadi bakal calon.

Saat ini, keempatnya tengah gencar melakukan konsolidasi mencari dukungan. Keempat wartawan itu adalah Dhimm Abror yang menjabat Ketua Harian KONI Jatim dan anggota Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Jatim.

Budi Sugiharto yang saat ini aktif sebagai Kepala Biro media online di Surabaya. Pria yang akrab disapa Uglu ini juga gencar menggalang dukungan untuk maju di Pilwali. Di PWI Jatim, Uglu merupakan pengurus bidang Multimedia.

Selanjutnya ada Sukoto yang saat ini memimpin Koran Harian Kriminal di Jawa Timur. Di PWI Jatim, Sukoto menjadi salah satu anggota Dewan Pakar. Kemudian, Moch Mahmud yang saat ini menjabat anggota DPRD Surabaya dari Fraksi Demokrat.

Pria yang pernah aktif sebagai Wartawan Koran ini merupakan mantan Wakil Sekretaris PWI Jatim. Kehadiran keempat wartawan ini dalam Pilkada Surabaya dipastikan akan menambah warna pesta demokrasi itu,

"Mereka yang muncul itu adalah kader-kader terbaik," kata Ketua PWI Jatim Ahmad Munir, kepada wartawan, Selasa (3/3/2015).

Ditambahkan dia, PWI sebagai lembaga wartawan tidak akan berpihak kepada siapapun dalam bursa pemilihan itu. Secara kelembagaan, PWI akan bersikap netral. Sedangkan untuk individu, akan diserahkan kepada masing-masing.

Kepada keempat wartawan yang berniat maju, Munir berpesan agar bersaing secara sehat. Karena bagaimanapun juga, setiap warga negara memiliki hak untuk dipilih dan memilih. Oleh karena itu, PWI tidak akan terlibat dukung mendukung calon.

"Silahkan bersaing secara sehat. Semoga terpilih dan mampu membawa Kota Surabaya lebih baik," katanya.

Sebagai orang media, dia berharap keempat orang itu bisa mengedepankan sikap independen. Artinya, tidak menggunakan media yang dipimpinnya sebagai alat. Tentunya, sikap ini harus dimiliki oleh mereka yang akan maju Pilkada Surabaya.

"Jika ada yang menggunakan sebagai alat dalam sebuah kepentingan, akan terseleksi sendiri oleh pasar. Sudah seharusnya media bersikap independen dan tidak memihak," pungkas pria asal Madura ini.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.8866 seconds (0.1#10.140)