Tren Batu Akik Hidupkan Ekonomi Kreatif di Sambas

Rabu, 11 Februari 2015 - 11:33 WIB
Tren Batu Akik Hidupkan Ekonomi Kreatif di Sambas
Tren Batu Akik Hidupkan Ekonomi Kreatif di Sambas
A A A
SAMBAS - Tren batu akik atau batu mulia di masyarakat, khususnya di daerah Kabupaten Sambas, banyak mendatangkan rezeki bagi para pengrajin batu akik di kawasan tersebut.

Berdasarkan pengamatan di Kelompok Pengrajin Batu Akik Kijang Berantai yang berada di Desa Sempalai, Kecamatan Sebawi, Kabupaten Sambas, tampak geliat ekonomi mulai tumbuh di kawasan ini.

"Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap, saat ini beralih profesi sebagai pengrajin batu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya," kata Penasihat Kelompok Pengrajin Batu Akik Desa Sempalai Slamet Riyadi, Rabu (11/2/2015).

Ditambahkan dia, kondisi alam yang berada di kawasan tersebut sangat mendukung para perajin batu akik dan mulia. Bongkahan batu di kawasan itu yang sebelumnya tidak berharga, menjadi bernilai tinggi.

"Batu kecubung sempalai ini bermacam-macam jenis dan motif yang terkandung, tapi yang hanya kita ketahui secara penamaan individu dari masyarakat, yakni kecubung rambut merah, karang, kapas, dan cubung emas," bebernya.

Dengan makin tingginya animo masyarakat terhadap batu akik dan mulai, kini warga Sempalai tidak hanya menjual batu secara kiloan, tetapi mulai bermotivasi secara pengolahan, dari pengasahan hingga pengikatan cincin.

"Maka dari itu kami membentuk kelompok masyarakat untuk memanfaatkan sebaik mungkin potensi alam ini. Kami memberikan pelatihan kepada masyarakat, terutama anggota masyarakat yang bergabung dengan Kijang Berantai ini," ucapnya.

Kelompok Pengrajin Batu Kijang Berantai yang awal mulanya hanya terdiri dari 10 orang saja, kini telah mencapai 30 orang. Jumlah itu disinyalir akan terus meningkat seiring dengan tingginya animo masyarakat.

"Sebelumnya, kelompok kami hanya ada 10 orang saja, tapi kita pengrajin dari masyarakat sudah mencapai 30 orang karyawan, termasuk dari 10 pengrajin ahli dalam bidang pemotongan, hingga bahan jadi," jelasnya.

Sementara itu, Bendahara Kelompok Pengrajin Batu Kijang Berantau Julkarningsih mengatakan, batu asal Sempalai memiliki kualitas baik dengan nilai yang lumayan tinggi, dan banyak dicari warga luar daerah.

"Banyak pengunjung atau kolektor batu mulia yang datang ke Sempalai, seperti dari Singkawang, Pontianak, Sanggau, dan Ketapang," ungkap Julkarningsih.

Dalam sehari, lanjut Julkarningsih, kelompoknya dapat memproduksi 50 butir batu dengan harga mulai Rp100 ribu hingga jutaan rupiah. Kedepannya, dia berharap, Kelompok Pengrajin Batu Kijang Berantai dapat membangun galery.

"Saya berharap pemkab memperhatikan batu cincin dari Sempalai untuk mengurangi angka pengangguran, karena sejauh masyarakat semangat karena modal tidak besar, dan mudah mendapatkan bahan baku batu," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7273 seconds (0.1#10.140)