Status Turun Jadi Waspada, Warga di Lereng Slamet Lega

Selasa, 06 Januari 2015 - 16:32 WIB
Status Turun Jadi Waspada, Warga di Lereng Slamet Lega
Status Turun Jadi Waspada, Warga di Lereng Slamet Lega
A A A
PEMALANG - Rasa was-was warga yang tinggal di lereng Gunung Slamet mulai berkurang setelah status gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa itu diturunkan menjadi waspada. Meski demikian, warga diimbau untuk tetap waspada.

Kepala Desa Clekatakan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sutrisno mengatakan, warga sudah mengetahui jika status Gunung Slamet diturunkan dari Siaga menjadi Waspada sejak Senin (5/1/2015) malam. "Warga secara umum lega," kata dia kepada Sindonews.com, Selasa (6/1/2015).

Saat aktivitas Gunung Slamet meningkat dan statusnya naik menjadi Siaga, warga dilanda kecemasan karena kerap mendengar suara dentuman dan letusan dari arah gunung tertinggi di Jawa Tengah itu.

Desa Clekatakan berjarak sekitar 5 kilometer dari Gunung Slamet. "Mudah-mudahan bisa kembali normal," ujar Sutrisno.

Meski demikian, Sutrisno menyatakan pihaknya mengimbau warga untuk tetap waspada. Selain mengantisipasi kemungkinan kembali meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Slamet, juga karena intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir.

"Cuaca pada bulan-bulan ini rawan menimbulkan bencana. Hampir tiap hari hujan. Baru hari ini mataharinya terlihat. Apalagi daerah Clekatakan berkontur perbukitan. Jadi warga tetap kami minta siap siaga mengantisipasi bencana. Mudah-mudahan ya tidak sampai terjadi," ujarnya.

Menurut Sutrisno, aparat desa juga tiap malam tetap ada yang disiagakan di balai desa dan di pos pendakian yang ada di Dusun Dipa Jaya, dusun terdekat dengan puncak Gunung Slamet.

Penyiagaan aparat desa di dusun yang berjarak sekitar 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet itu sudah berlangsung sejak status gunung meningkat menjadi siaga. "Ada dua orang yang bersiaga tiap malam bersama warga," katanya.

Sutrisno mengatakan, keberadaan aparat desa yang bersiaga tersebut juga untuk mencegah adanya pendaki yang hendak naik ke puncak gunung.

Sebab meski pendakian masih ditutup masih saja ada pendaki yang tetap nekat mendaki. "Kemarin (Senin) ada rombongan dari Jakarta dan Yogja yang datang mau mendaki. Untungnya setelah kami beri pengertian mereka tidak jadi naik," ungkapnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5555 seconds (0.1#10.140)