Berbagi Pengalaman, Belajar Menyatu dengan Alam

Jum'at, 02 Januari 2015 - 05:16 WIB
Berbagi Pengalaman, Belajar Menyatu dengan Alam
Berbagi Pengalaman, Belajar Menyatu dengan Alam
A A A
KENDAL - Sejumlah orang terlihat akrab di sebuah gazebo bertuliskan Umbu Landu Paranggi di Taman sastra Guyub Rukun, Kecamatan Boja, Kendal. Mereka melingkar di bawah atap yang berbentuk welit berukuran 1,5 meter persegi, saling bercerita dan tukar pengalaman.

Salah satu di antara mereka memegang foto dan berkisah tentang masa kecilnya. Ya, dia adalah salah satu dari 25 mahasiswa asal Chinese University of Hongkong yang berbaur dengan masyarakat umum dan anggota Komunitas Lereng Medini Boja Kendal dan Pondok Baca Ajar, Kamis (1/1/2015).

Bukan hanya kisah masa kanak-kanak, mereka juga saling tukar pengalaman tentang budaya, kesenian, pendidikan, kuliner, hingga kesan saat berada di Indonesia.

Acara bertajuk "Building Multicultural Bright" yang digelar di Taman Sastra Guyub, Bebengan, Boja, Kendal, ini merupakan kerja sama Service Civil International (SCI) Hongkong, International Voluntary for Peace (IVP) Indonesia, SMK Lentera Kendal, Komunitas Lereng Medini, dan Pondok Maos Guyub.

Turut hadir dalam rombongan: Wilbert Helsloot (Koordinator IVP), Sarah (koordinator SCI Hongkong), dan 20 Pengelola SMK Lentera Kendal.

Para peserta pun antusias bertanya terkait aktivitas komunitas dan keberadaan perpustakaan di sebuah kebun. Bahkan, beberapa peserta bertanya dan kaget karena melihat perpustakaan yang berada di kebun dan di alam terbuka.

Mereka terbayang dengan perpustakaan di Hongkong, National Library yang megah karena bertingkat 5, lift dan akses internet gratis.

“Saya membayangkan perpustakaan itu berada di dalam ruang, yang semua orang dituntut menjaga ketenangan. Di sini, perpustakaan justru berada di alam terbuka. Ini akan menjadi tempat yang nyaman untuk belajar,” kata Zhong Zing, salah satu mahasiswa Chinese University of Hongkong.

Zhong Zing juga mengaku terkesan selama tinggal di Indonesia. Menurut mahasiswa yang akrab disapa Jack ini, Indonesia sangat luar biasa dan masyarakatnya ramah.

Terkait kekaguman Jack terhadap masakan Indonesia ini terbukti, saat panitia menyediakan berbagai panganan lokal seperti sawut, cucur, dan gethuk lindri, mereka tandas melahapnya. "Selain itu, Indonesia kaya budaya dan masakannya enak sekali," lanjutnya.

Kegiatan tersebut bukan hanya dilakukan di satu tempat. Usai bertukar budaya, mereka kemudian berkunjung di Pondok Maos Guyub yang terletak sekitar 200 meter dari lokasi pertama. Sebelumnya, perwakilan salah satu mahasiwa menyerahkan donasi berupa dua dus buku bacaan untuk Perpustakaan Rumah Pohon.

Saat di Pondok Maos Guyub, beberapa mahasiswa mengaku terkejut saat mereka melihat ada poster sastrawan asal Tionghoa yang mendapat Nobel Sastra tahun 2012, Mo Yan (Guan Moye).

Tak hanya poster Mo Yan, di Guyub terdapat beberapa poster sastrawan dunia lain, antara lain James Joyce, Anton Checkov, Orhan Pamuk, Gunter Grass, Gabriel Garcia Marquez, Franz Kafka, dan Multatuli.

Beberapa mahasiswa juga menemukan buku-buku karya sastrawan yang telah akrab di telinga mereka. Di antaranya, Anne Frank, Ernest Heminwgay, Charles Dickens, dan Mark Twain.

"Di samping itu, mereka juga belajar menanam pohon (farming), belajar memasak masakan Indonesia, tukar budaya, dan belajar membatik di Komunitas Batik, Jambearum Kendal," kata Mardiyono, salah satu volunteer program IVP di Indonesia.
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4361 seconds (0.1#10.140)