Iriyanto, Mantan Penerbang Pesawat Tempur yang Handal

Senin, 29 Desember 2014 - 22:37 WIB
Iriyanto, Mantan Penerbang Pesawat Tempur yang Handal
Iriyanto, Mantan Penerbang Pesawat Tempur yang Handal
A A A
SLEMAN - Pilot pesawat AirAsia QZ8501 Kapten Pnb Iriyanto bukan hanya tercatat sebagai lulusan terbaik sekolah penerbang (Sekbang) prajurit sukarela dinas pendek (PSDP) TNI AU angkatan 30 tahun 1983, namun juga sebagai penerbang yang handal.

Iriyanto terkenal handal baik saat mengoperasionalkan pesawat maupun sebagai instruktur penerbang pesawat tempur.

Karir Iriyanto sebagai penerbang sendiri, diawali, saat dirinya masuk Sekbang PSDP pada tahun 1983.

Usai menyelesaikan pendidikan Sekbang, Iriyanto mendapat tugas mengawaki pesawat tempur F 5 yang ada di Skadron 14 Lanud Iswahyudi, Madiun.

Dirinya berada di pangkalan ini sekitar tujuh tahun. Setelah itu pada 1990 sampai 1993 mendapat tugas menjadi instruktur penerbang pesawat latih di Sekbang Lanud Adisutjipto dan pesawat tempur di Skuadron 15 Lanud Iswahyudi, Madiun.

Di Skuadron 15 Lanud Iswahyudi inilah karir terakhir Iriyanto sebagai perwira penerbang.

Sebab setelah masa dinasnya di TNI AU berakhir 1993, dengan pangkat terakhir letnan satu (Lettu) Pnb, dirinya memutuskan tidak melanjutkan menjadi perwira penerbang TNI AU, melainkan berkarir di pesawat komersial.

Beberapa airline yang pernah diawaki, di antaranya, Merpati, Adam Air, Lion dan terakhir AirAsia.

“Sebagai penerbang Iriyanto itu, merupakan penerbang handal pesawat tempur F5,” ungkap Danlanud Adisutjipto Yogyakarta Marsma TNI Yadi Indrayadi Sutanandika, yang merupakan adik angkatan Iriyanto saat di Sekbang.

Yadi menjelaskan dirinya dapat mengatakan Iriyanto itu sebagai penerbang handal tersebut, bukan tanpa alasan.

Indikasinya, saat masih aktif berdinas sebagai perwira penerbang, setiap mengawaki pesawat tempur F 5 tidak pernah mendapatkan masalah dan dalam melaksanakan setiap tugas juga sangat sempurna.

Hal lain yang menunjukkan Iriyanto sebagai penerbang handal, yaitu, dalam mengambil keputusan dirinya tidak gegabah, namun sangat perhitungan.

Yadi mencontohkan saat ia dan Iriyanto melakukan latihan intersepsi terbang. Dalam latihan itu, dirinya bertindak sebagai inseptor dan Iriyanto sebagai target. Saat melakukan split, Iriyanto

tidak hanya mengikuti split, namun juga mengawasi dari bawah. Atas kondisi ini, dirinya gagal menemukan target, sebab pesawat yang dibawa Iriyanto ada di bawah.

“Untungnya saat itu, saya tidak main-main dan usai latihan beliau mengatkan selesai dan saya tidak hanya dinilai lulus namun juga pantas menjadi inseptor. Dan ini juga pengalaman yang paling mengesankan,” timpalnya.

Bukan itu saja, Iriyanto juga sangat bertanggung jawab terhadap wingmannya, terutama dalam menjadi penerbang handal seperti beliau.

Di antaranya memberikan langsung contoh dalam penerbangan saat menjadi instruktur, untuk pesawat latih lanjut di Skadron 14 Lanud Iswahyudi, Madiun.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4008 seconds (0.1#10.140)