Mayat Tanpa Busana, Ternyata Guru SMPN 33 Batam

Selasa, 18 November 2014 - 01:08 WIB
Mayat Tanpa Busana, Ternyata Guru SMPN 33 Batam
Mayat Tanpa Busana, Ternyata Guru SMPN 33 Batam
A A A
BATAM - Mayat tanpa busana yang ditemukan warga terapung di bawah Jembatan I Barelang, Minggu pagi 16 November lalu, ternyata M Suzili Makruf (32) seorang guru di SMPN 33 Batam.

Sebelum meninggalkan rumah pada Jumat dinihari 14 November 2014, korban tidak membawa ponsel dan dompetnya. Menurut keponakan korban, Desi, ialah orang yang terakhir kali bertemu dengan korban.

"Saat itu om keluar rumah pukul 23.30 WIB, sebelum keluar om menitipkan dompet, hape dan uangnya ke saya," kata Desi di Perumahan Bumi Sakinah Blok Mina 3 No18, Sagulung.

Saat kepergian pamannya itu, Desi mengaku curiga melihat tingkah aneh pamannya itu. Pasalnya, selain meninggalkan rumah tanpa membawa ponsel dan dompet, pamannya juga hanya mengenakan baju kaus dan celana pendek saja. "Saya sempat heran melihat tingkah om malam itu, ngomongnya sudah aneh," katanya.

Sejak kepergiannya itu, keesokan harinya dia tidak melihat pamannya itu. Bahkan, dia dan keluarga juga mengaku heran. Karena, tidak biasanya pamannya itu pergi tidak memberi kabar.

Merasa ada yang janggal dengan korban, kakaknya, Siti Marhamah, berusaha mencari keberadaan korban. Karena, selama tiga hari lamanya korban tak kunjung pulang.

Saat pencariannya di hari keempat (Senin), Siti melihat motor Suzuki Smash milik korban berada di pos Ditpam Jembatan I Barelang.

"Saat bertanya kepada petugas Ditpam, pemilik motornya sudah berada di RSBP," kata salah seorang anggota Ditpam yang piket kepada Siti.

Mendengar ucapan pegawai Ditpam itu, Siti bersama istri korban, Rusni, mendatangi RSBP untuk memastikan korban. "Melihat ciri-cirinya, ternyata korban sudah berada di ruang jenazah," ujarnya.

Sahril, abang ipar korban menambahkan, korban sejak lajang hingga menikah tinggal satu atap bersamanya. Sejak korban menikah, korban tetap tinggal bersamanya. Karena, istri korban merupakan guru dan berdiam di Palembang.

"Istrinya di Palembang, tapi sejak beberapa pekan ini istrinya berada di Batam," kata Sahril.
Keberadaan istri korban di Batam, menurut Sahril, lantaran istri korban mengambil cuti selama tiga bulan dan rencananya di Batam ingin bersama anak dan suaminya di Batam.

"Selama ini korban tidak ada masalah dengan siapapun, tapi beberapa hari sebelum kejadian korban sempat kejang-kejang karena sakit," timpal Sahril.

Korban, kata Sahril, akan dimakamkan di Batam. Kebijakan itu diambil keluarga, karena kondisi korban yang sudah membengkak. Hal itulah yang memutuskan keluarga untuk menguburkan korban di Batam. "Korban akan dimakamkan besok (hari ini) di Sei Temiang," tandas Sahril.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4007 seconds (0.1#10.140)