Sedekah Laut di Kendal, 400 Kapal Ikut Larung Sesaji

Sabtu, 08 November 2014 - 00:11 WIB
Sedekah Laut di Kendal, 400 Kapal Ikut Larung Sesaji
Sedekah Laut di Kendal, 400 Kapal Ikut Larung Sesaji
A A A
KENDAL - Kegiatan tradisional sedekah laut di Kendal, Jawa Tengah, berlangsung meriah. Suara gamelan pertunjukan wayang kulit di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Dukuh Tawang, Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, melengkapi kemeriahan prosesi budaya tersebut.

Di sepanjang jalan menuju TPI berjajar para pedagang kaki lima (PKL) dengan beragam macam dagangan. Ratusan warga lalu lalang menambah suasana perayaan yang digelar tahunan begitu ramai.

Sementara, di balik bangunan TPI terdapat sungai besar yang bermuara di laut Rowosari. Di sana, terdapat ratusan kapal dan perahu yang dihias untuk mengantarkan warga ke tengah laut, menyaksikan tradisi larung sesaji.

Setidaknya harus menempuh tiga mil ke tengah laut untuk bisa menyaksikan langsung tradisi yang sudah berjalan puluhan tahun itu.

Jumiyati (51), warga setempat mengatakan bahwa sedekah laut di Dukuh Tawang ini selalu ramai. Sehingga, mengundang para pedagang untuk turut mencari pendapatan.

“Banyak warga yang ingin menyaksikan tradisi ini, sehingga dimanfaatkan para pedagang untuk mencari rizki di sini,” katanya.

Dia datang bersama dua anggota keluarganya. Namun, tidak menyaksikan sesaji yang dilepas di tengah laut karena takut naik kapal.

“Tadi anak sama cucu yang naik kapal ke muara (tempat larung sesaji), tapi saya tidak, karena takut naik kapal,” lanjutnya.

Camat Rowosari, Muhammad Fathoni, mengatakan bahwa kegiatan ini dimeriahkan oleh 400 kapal dan perahu dengan diwarnai berbagai jenis hiburan mulai dari wayang kulit, kesenian rakyat, dan pentas dangdut.

“Semua pengisi acara berasal dari Rowosari semua. Kami memanfaatkan kesenian yang ada di kecamatan ini sendiri,” ujarnya.

Rencananya, sedekah laut ini akan berlangsung selama dua hari. Kendati demikian, penjagaan masih akan dilakukan selama empat hari. “Yang terpenting, semua warga dan para pengunjung dapat menjaga situasi tetap kondusif,” paparnya.

Menurutnya, sedekah laut ini sudah menjadi tradisi tahunan sebagai ungkapan syukur warga setempat kepada tuhan yang telah memberikan kelimpahan rejeki. Sehingga, tradisi ini juga sebagai bentuk kebudayaan yang perlu dilestarikan.

“Ke depan, kegiatan ini berpotensi menjadi wisata. Sehingga mampu mengangkat perekonomian,” ungkapnya. Sesaji yang dilarung di tengah laut terdiri dari kepala sapi, dan berbagai jajanan pasar. "Selain itu ada bubur merah dan putih."
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3259 seconds (0.1#10.140)