Konsumsi Daging Anjing di Karanganyar Capai 40 Ekor/Hari

Senin, 03 November 2014 - 18:09 WIB
Konsumsi Daging Anjing di Karanganyar Capai 40 Ekor/Hari
Konsumsi Daging Anjing di Karanganyar Capai 40 Ekor/Hari
A A A
KARANGANYAR - Tingkat konsumsi daging anjing di wilayah Karanganyar ternyata cukup mencengangkan. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) setempat mencatat, jumlah anjing yang dikonsumsi mencapai 40 ekor/hari.

Dokter Hewan Disnakan Karanganyar Sutiyarmo mengatakan, pihaknya telah turun ke sejumlah kecamatan guna memantau kemungkinan penyebaran penyakit rabies yang ditularkan melalui anjing.

Salah satu tempat yang dicek adalah warung yang menjual menu daging anjing. Alasannya, sebelum menjadi menu makanan terdapat proses penyembelihan terhadap hewan bertaring tersebut. Sebab jika anjing yang terjangkit rabies menggigit saat akan disembelih, maka orang tersebut akan tertular.

Meski Jawa Tengah masih aman dari penyakit rabies, pemantauan tetap dilakukan, karena daerah lain terdapat kasus semacam itu, di antaranya Bali. Dari pengecekan, terdapat fakta bahwa anjing-anjing yang dikonsumsi ternyata didatangkan dari berbagai daerah di luar Jawa Tengah, seperti Banyuwangi, Jember, Pacitan, dan Tuban.

“Pasokan juga berasal dari Jawa Barat, dan Brebes. Sedangkan untuk daerah lokal, pasokan berasal dari Wonogiri, dan Sukoharjo,” kata Sutiyarmo, kepada wartawan, Senin (3/11/2014).

Sedangkan wilayah Karanganyar sisi timur, biasanya dipasok dari anjing lokal, karena tingkat konsumsinya tidak terlalu banyak. Tercatat ada 40 warung yang menyediakan menu daging anjing, tersebar diberbagai kecamatan di Karanganyar.

Jumlah itu, diperkirakan lebih banyak lagi, mengingat pendataan belum sampai ke Kecamatan Kebakkramat, dan Jatipuro. Dalam sehari, setiap warung rata-rata memasak satu ekor anjing, sebagai menu untuk dijual. Namun ada juga warung yang memasak hingga dua ekor.

Sementara, jumlah warung dan konsumsi terbanyak terdapat di daerah yang berada diring Kota Solo. Seperti Kecamatan Colomadu, Jaten, dan Gondangrejo. Tercatat di Kecamatan Colomadu, dan Jaten, masing-masing ada lima warung yang menjual makanan daging anjing.

Sedangkan Kecamatan Gondangrejo ada tiga warung yang menjual menu serupa. Bahkan di Colomadu juga terdapat orang yang berprofesi menyembelih anjing, yang selanjutnya dijual ke warung. Sedangkan di Mojogedang, juga ada pemilik warung yang memotong sendiri anjing yang akan dimasak.

Semua organ tubuh anjing, dapat dijadikan santapan, mulai dari otak kepala, hingga ususnya. Ada dua model cara mematikan anjing sebelum dikonsumsi. Yakni dipotong lehernya dan dengan cara lain agar darahnya tidak keluar. Di antaranya dengan cara dipukul kepalanya sampai mati.

Disnakan kesulitan melakukan pembinaan, karena anjing tidak termasuk hewan ternak. Anjing yang dijual untuk santapan, dijual berkisar antara Rp200-800 ribu/ekor, tergantung besar kecilnya ukuran tubuh. Penelusuran Disnakan juga mendapatkan informasi adanya broker asal Sragen yang memasok anjing ke warung-warung dalam kondisi masih hidup.

Meski tingkat konsumsi mencapai 40 ekor/hari, namun jumlah itu dinilai masih kalah dengan tingkat konsumsi di wilayah Solo, dan Sragen. Disinggung apakah ada resiko, jika anjing sebelum dikonsumsi dagingnya ternyata terjangkit rabies, sejauh ini belum ada masalah.

Kepala Disanakan Karanganyar Sumijarto mengemukakan, patut diwaspadai apabila ada orang yang digigit anjing. Jika mendapatkan kasus semacam itu, Disnakan menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) kasus rabies. Korbannya harus langsung dibawa ke rumah sakit, dan anjing yang mengigit harus dikarantina hingga dua minggu.

Jika terjangkit rabies, anjing yang menggigit maksimal 14 hari akan mati. Jika itu terjadi, maka kemungkinan besar memang terjangkit rabies. Salah satu ciri anjing yang terjangkit rabies adalah suka menyendiri, sembunyi tapi agresif, dan menggigit.

Penularan dari anjing ke anjing, biasanya terjadi melalui gigitan ketika sedang kawin. Dengan demikian, anjing yang dibiarkan liar memang sangat beresiko terkena rabies dari anjing lain yang telah terjangkit secara berantai.

“Penyakit rabies bagi manusia juga sangat berbahaya, karena yang diserang adalah saraf. Jika tidak segera ditangani secara medis, akibatnya bisa fatal, karena secara berlahan akan mengakibatkan penderitanya mengalami gila," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4393 seconds (0.1#10.140)