Tolak Bencana, Warga Kaki Gunung Slamet Gelar Ruwat Bumi

Kamis, 30 Oktober 2014 - 07:16 WIB
Tolak Bencana, Warga Kaki Gunung Slamet Gelar Ruwat Bumi
Tolak Bencana, Warga Kaki Gunung Slamet Gelar Ruwat Bumi
A A A
TEGAL - Warga Desa Guci, Kecamatan Bumijawa, dan warga Desa Rembul, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal yang berada di kaki Gunung Slamet menggelar ruwat bumi, Rabu (29/10/2014), untuk memohon keselamatan dari bencana.

Acara ruwat bumi digelar di kawasan wisata Guci yang berjarak sekitar 12 kilometer dari Gunung Slamet. Acara ini merupakan tradisi yang digelar tiap tahun oleh warga desa yang ada di sekitar Gunung Slamet bersama dengan pengelola wisata air panas itu.

Selain untuk memohon dihindarkan dari bencana, kegiatan yang dimulai sekitar pukul 13.00 WIB itu juga sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Karenanya, kegiatan ruwat bumi diisi dengan arak-arakan sejumlah gunungan hasil bumi dan tumpeng sebagai simbol kemakmuran. Setelah diarak dari desa masing-masing, gunungan hasil bumi dan tumpeng dikumpulkan di halaman parkir kompleks lokasi wisata tersebut.

Gunungan hasil bumi dan tumpeng dari swadaya masyarakat itu kemudian diperebutkan oleh ratusan warga yang menyaksikan.

Tak hanya arak-arakan, dalam acara itu juga ada proses memandikan satu ekor kambing kendit di pancuran air panas 13. Prosesi pemandian kambing berwarna hitam dan putih itu dilakukan bergiliran oleh Bupati Tegal Enthus Susmono, dan tokoh masyarakat setempat.

Dalam pemandian itu juga turut ditaburkan kembang setaman. Memandikan kambing merupakan simbol kasih sayang terhadap binatang yang juga merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Kambing kendit juga menjadi simbol kehidupan yang terus berputar.

Enthus mengatakan, tradisi ruwat bumi merupakan kegiatan yang patut dilestarikan. Dia menolak anggapan sebagian orang jika kegiatan tersebut adalah bentuk syirik kepada Tuhan.

"Ruwat artinya rawat. Ini bukan merupakan tradisi syirik, tapi bentuk tradisi untuk merawat bumi. Karena hubungan manusia bukan hanya dengan Tuhan dan sesama manusia, tapi juga dengan bumi, dengan alam," ujarnya.

Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Daerah Guci, Abdul Haris, ruwat bumi merupakan agenda tahunan yang digelar untuk memperingati tahun baru Hijriah. "Ini sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan bertujuan untuk memohon keselamatan dari segala marabahaya, termasuk dari erupsi Gunung Slamet," kata Haris usai acara.
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.4000 seconds (0.1#10.140)