Ratusan Mahasiswa Stikosa AWS Segel Kampus

Senin, 27 Oktober 2014 - 14:14 WIB
Ratusan Mahasiswa Stikosa AWS Segel Kampus
Ratusan Mahasiswa Stikosa AWS Segel Kampus
A A A
SURABAYA - Ratusan mahasiswa lintas semester yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Komunikasi Surabaya-Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) menyegel sejumlah ruangan di kampus tersebut, Senin (27/10/2014).

Ruangan di Stikosa AWS yang disegel meliputi ruang dosen, kuliah, yayasan, tangga menuju lantai dua serta pagar kampus tidak luput dari penyegelan.

Aksi ini membuat Ujian Tengah Semester (UTS) yang harusnya digelar, Senin (27/10/14) pagi batal terlaksana. Seluruh kegiatan kampus lumpuh total.

Aksi demonstrasi di perguruan tinggi yang mencetak wartawan ini adalah yang kesekian kali.

Sebelumnya mahasiswa juga sempat demo soal penjualan sebagian lahan kampus oleh Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJ) selaku pengelola.

Pada demo Senin (27/10/2014), mahasiswa menuntut pencopotan mantan Pembantu Ketua III Ratna Amina yang kini menjadi Pembantu Ketua I Stikosa-AWS.

Demo ini sempat diwarnai pembakaran yang menggambarkan bubarnya Stikosa-AWS. Mahasiswa prihatin, Stikosa-AWS sebagai kampus tua seharusnya maju seiring bertambahnya usia. Sebaliknya, semakin mundur.

"Kami menuntut Ratna Amina mundur atau dipecat. Mahasiswa tidak cocok dengan pola manajemennya. Dulu saat menjabat pembantu ketua III yang membidangi kemahasiswaan, banyak hak mahasiswa dipangkas. Sekarang menjabat pembantu ketua I yang membidangi kurikulum, kebijakannya tidak jelas. Banyak mata kuliah diganti," kata koordinator aksi, Hendriansyah disela aksi.

Mahasiswa semester IX ini menegaskan, bahwa aksi mahasiswa ini adalah puncak. Sebelumnya mahasiswa menuntut Ketua Stikosa-AWS Ismoyo memecat Ratna Amina.

"Ketua Stikosa-AWS menyuruh kami ke yayasan karena yang berhak memberhetikan adalah yayasan. Setelah kami ke yayasan, yayasan minta kami ke Ketua Stikosa-AWS dengan alasan yang berhak memberhentikan adalah ketua. Kami di-ping-pong," keluhnya.

Karena tak kunjung mendapat respon, demonstrasi akhirnya pecah di kampus yang diresmikan Rabu, 11 Februari 1987 oleh menteri penerangan RI saat itu, Harmoko.

Presiden BEM Stikosa-AWS Dhidin Abdiansyah menegaskan, pendudukan kampus akan terus dilakukan.

Ketua YPWJ Dhimam Abror terlihat di kampus. Bersama pengurus yayasan dan Stikosa-AWS menggelar rapat tertutup.

"Permintaan mahasiswa mutlak, Bu Ratna Amina dipecat atau mundur," kata Abror saat dihubungi Sindo. Abror menyebut, pemecatan harus melalui prosedur. Surat peringatan 1, 2 dan 3 harus dilalui.

"Tawaran sudah diberikan, rolling dari pembantu ketua III ke I sampai dua posisi ini diberikan ke plt. Tapi mahasiswa tidak mau. Harus dipecat atau mundur," tandas Abror.

Abror menegaskan, akan negosiasi dengan mahasiswa agar kampus dibuka. Harapannya mahasiswa yang masuk malam bisa mengikuti UTS.

"Mahasiswa malam lebih banyak. Kalau negosiasi tidak digubris, kami minta bantuan polisi untuk membuka paksa segel," pungkasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9007 seconds (0.1#10.140)