Laboratorium Zoonosis Terlengkap se-Asia di Pasuruan

Jum'at, 10 Oktober 2014 - 05:08 WIB
Laboratorium Zoonosis Terlengkap se-Asia di Pasuruan
Laboratorium Zoonosis Terlengkap se-Asia di Pasuruan
A A A
PASURUAN - Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim) akan memiliki laboratorium Zoonosis dengan fasilitas terlengkap se-Asia. Perluasan dan pengembangan laboratorium ini akan difokuskan untuk mengamati penyakit yang menyerang dan ditularkan binatang kepada manusia.

Laboratorium Zoonosis yang berada di Nongkojajar, Kecamatan Tutur, ini sebenarnya sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda. Laboratorium ini menjadi pusat perhatian setelah wabah pes (penyakit yang disebabkan hewan tikus) menyerang warga Desa Wonosari, Kecamatan Tutur. Wabah pes ini menewaskan 21 orang pada tahun 1987 lalu.

Sekjen Kementerian Kesehatan RI, Untung Suseno Sutarjo menyatakan, tahap awal pengembangan laboratorium pes ini dilakukan dengan perluasan lahan menjadi 390 meter persegi pada akhir tahun 2014, dengan anggaran Rp1,2 miliar dari APBN.

Pembangunan laboratorium pes dengan fasilitas terlengkap ini akan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.

"Konsep laboratorium ini digunakan untuk mengamati penyakit apa saja yang bisa menyerang binatang, maupun penyakit binatang yang dapat menular dan membahayakan manusia," kata Untung Suseno seusai kunjungan kerja di Pendopo Bupati Pasuruan, Kamis (9/10/2014).

Awalnya, laboratorium ini didirikan Kementerian Kesehatan. Pada masa reformasi dihibahkan ke Pemkab Pasuruan. Karena akan dikembangkan dengan fasilitas terlengkap dengan menggunakan dana APBN, akhirnya dikembalikan lagi ke Kementerian Kesehatan.

"Kami sudah menandatangani berita acara serah terima hibah asset tanah dan bangunan laboratorium Zoonosis. Pemkab Pasuruan hanya menjadi fasilitator pengadaan tanah untuk perluasan laboratorium," tandas Untung Suseno.

Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf mendukung langkah Kementerian Kesehatan yang akan menjadikan laboratorium Zoonosis sebagai pusat pembelajaran penyakit binatang se-Asia.

"Para peneliti, selain belajar ilmu pengetahuan, juga bisa menikmati potensi pariwisata di Kecamatan Tutur, Puspo, dan Tosari. Dengan dijadikannya pusat studi se-Asia, maka akan berdampak luas pada perekonomian dan sektor pariwisata di Kabupaten Pasuruan," kata Irsyad.
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0324 seconds (0.1#10.140)