Krisis Air Bersih di Cilegon Bakal Meluas

Rabu, 01 Oktober 2014 - 13:15 WIB
Krisis Air Bersih di Cilegon Bakal Meluas
Krisis Air Bersih di Cilegon Bakal Meluas
A A A
CILEGON - Krisis air bersih di Kota Cilegon, Banten, bakal meluas menyusul kemarau panjang yang terjadi di wilayah tersebut.

Di Kecamatan Pulomerak dan Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, ketersediaan air bersih berkurang. Sementara, di dua kecamatan lainnya yakni Kecamatan Cibeber dan Kecamatan Ciwandan kini terancam mengalami krisis air bersih.

Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Cilegon Mandiri (PDAM-CM) Encep Nurdin mengatakan, kondisi geografis di sejumlah kecamatan di Kota Cilegon merupakan wilayah perbukitan dengan struktur tanah berbatu. Hal itu menjadi penyebab utama terjadinya kekeringan di dua kecamatan itu.

"Kalau kemarau berlanjut dalam beberapa bulan ke depan, Kecamatan Cibeber dan Ciwandan juga akan terdampak krisis air seperti Kecamatan Grogol dan Pulomerak," katanya, Rabu (1/10/2014).

Berdasarkan laporan dari Tim Penanggulangan Kekeringan PDAM-CM menyebutkan, saat ini kondisi air tanah di dua kecamatan tersebut mulai berkurang.

"Kekeringan memang belum terjadi, tapi air tanahnya mulai berkurang banyak. Tahun lalu dua kecamatan itu juga mengalami kekeringan. Karenanya kami sudah melakukan persiapan bilamana permintaan bantuan air bersih mulai dilayangkan oleh dua kecamatan itu," jelasnya.

Terkait bantuan air bersih, pihaknya baru menyalurkan bantuan air bersih di Kecamatan Pulomerak dan Kecamatan Grogol. Terhitung hingga pekan keempat September 2014, pihaknya telah menyalurkan 152 ribu liter air bersih.

"Bantuan untuk masyarakat di Kecamatan Grogol sebanyak 52 ribu liter, sementara Pulomerak 100 ribu liter air bersih. Kami menggunakan empat kendaraan operasional guna mengantarkan air bersih itu."

Encep juga mengimbau kepada masyarakat di Kecamatan Cibeber dan Kecamatan Ciwandan berperan aktif dengan segera melaporkan kondisi wilayahnya bila terjadi kekeringan. Dengan begitu, pihaknya dapat segera mengirimkan bantuan air bersih.

Sementara itu, saat ditemui Sindonews.com, salah seorang warga RT 4 Lingkungan Baru Satu Kelurahan Lebakgede, Kecamatan Pulomerak, Tati, mengatakan pada musim kemarau seperti sekarang ini warga terpaksa menggunakan air yang berasal dari pompa air di areal permukiman warga, walaupun airnya keruh dan asin.

"Kalau sedang musim hujan, airnya bening. Kalau musim kemarau seperti ini airnya tidak bening dan agak asin. Makanya kalau mau dipakai harus diendapkan dulu," ujarnya.

Kondisi air dari sumur tersebut, hanya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan mencuci dan mandi. "Kami enggak berani pakai air ini buat masak dan minum. Buat mandi saja harus diendapkan dulu. Kalau buat minum kami beli air galon meskipun harus ngeluarin uang."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7495 seconds (0.1#10.140)