Musim Kemarau, Petani Jadi Pengrajin Batu Bata

Kamis, 25 September 2014 - 11:18 WIB
Musim Kemarau, Petani Jadi Pengrajin Batu Bata
Musim Kemarau, Petani Jadi Pengrajin Batu Bata
A A A
JOMBANG - Beragam cara dilakukan petani untuk bertahan hidup saat lahan sawahnya tidak bisa ditanami padi maupun palawija akibat kemarau panjang.

Di Kabupaten Jombang, Jawa Timur (Jatim), para petani beramai-ramai mengolah tanahnya untuk membuat batu-bata merah. Hamparan sawah yang biasanya menghijau oleh tanaman padi kini berubah layaknya "kebun batu-batu merah".

Sejak satu bulan terakhir, petani di Desa Sumbersari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, tampak sibuk di lahannya masing-masing. Bukan untuk menanam sayur-mayur atau padi, tetapi mereka ramai-ramai membuat batu-batu merah.

Para petani mengaku sengaja memanfaatkan sawahnya untuk membuat batu bata merah karena di musim kemarau mereka tidak bisa menanam padi dan palawija. "Kalau saya tidak membuat bata merah, saya tidak bisa makan," tandas Subagyo, salah seorang petani Desa Sumbersari, Kamis (25/9/2014).

Apalagi, dia tak mengalami kesulitan untuk menjual batu bata. Setiap 1.000 batu bata mentah dihargai Rp200.000. Sementara, untuk batu bata yang sudah matang (sudah dibakar), dihargai Rp550.000 untuk setiap 1.000 batu bata.

Setiap hari, rata-rata petani mampu memproduksi sekitar 20.000 batu bata. Jika musim hujan tiba, mereka akan kembali memanfaatkan lahannya untuk bercocok tanam.
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3680 seconds (0.1#10.140)