Buku Sejarah Kebudayaan Islam Harus Ditarik dan Direvisi

Selasa, 16 September 2014 - 19:57 WIB
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Harus Ditarik dan Direvisi
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Harus Ditarik dan Direvisi
A A A
SURABAYA - Kementerian Agama (Kemenag) RI diminta segera menarik, dan merevisi buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) untuk MTs Kelas VII yang menyebut makam wali adalah berhala.

"Harus direvisi dengan cara ditarik, karena bertentangan dengan tradisi yang telah ada. Kawan-kawan NU pun menyikapi persoalan ini tidak perlu reaksioner dan yang perlu dikedepankan adalah duduk bersama," kata Kordinator Jaringan Gusdurian (JGD) Jawa Timur Aan Ansori, kepada wartawan, Selasa (16/9/2014).

Menurutnya, dalam penafsiran berhala di era 2014, ini tidak harus dianalogikan dengan kuburan atau bahkan makam wali. Kata Aan, dalam pembelajaran mental anak didik, berhala bisa dianalogikan dengan jabatan yang kerap disembah-sembah.

"Jika tidak mampu ditarik, maka harus direvisi demikian. Berhala adalah jabatan yang membuat orang disembah-sembah yang kemudian mencetak pribadi yang korup," terangnya.

Namun begitu, kemenag selaku penanggung jawab kurikulum pendidikan MTs, juga harus memberikan keterangan resmi terkait munculnya anggapan bahwa makam wali adalah berhala.

Dalam revisi tersebut, pihaknya juga meminta, dicantumkan penjelasan tentang ziarah kubur yang sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia. Sebab, ziarah kubur dalam tradisi Indonesia merupakan bentuk penghormatan terhadap arwah yang telah meninggal, dan bukan sebagai penyembahan terhadap kuburan.

"Dalam Islam manapun, yang namanya menyembah selain Allah adalah sesat. Buku itu harus ditarik, kemudian direvisi. Dicarikan padanan kata yang tepat tanpa menciderai tradisi masyarakat yang ada," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1715 seconds (0.1#10.140)