Berita 23 Persen Siswi di Sukabumi Tak Perawan Menghebohkan

Jum'at, 22 Agustus 2014 - 03:30 WIB
Berita 23 Persen Siswi di Sukabumi Tak Perawan Menghebohkan
Berita 23 Persen Siswi di Sukabumi Tak Perawan Menghebohkan
A A A
SUKABUMI - Ratusan guru di Kota Sukabumi menggeruduk kantor redaksi media lokal Radar Sukabumi. Lantaran media itu mencantumkan data yang menyebut 23 persen siswi di Sukabumi, sudah melakukan seks bebas.

Pemberitaan yang menghebohkan itu dimuat, pada 18 dan 19 Agustus 2014. Berita itu memuat data dari Dinas Kesehatan Sukabumi yang menyebut 23 persen siswi atau 5.882 siswi di Sukabumi, sudah tidak lagi perawan.

“Ini benar-benar berita yang cendrung bernada fitnah, dan mencoreng nama baik daerah, karena data yang dimuat pada berita tersebut tidak benar," kata Koordinator Aksi Guru Dudung Koswara, Kamis (22/8/2014).

Dia melanjutkan, Dinas Kesehatan Sukabumi juga telah membantah data itu. Mereka bahkan memberikan surat bantahan di atas materai kepada redaksi Radar Sukabumi yang telah memuat berita menghebohkan tersebut.

"Kami meminta redaksi Radar Sukabumi meminta maaf selama tiga hari berturut-turut, di halaman utama, sebagai bagian dari pemberitaan headline," terangnya.

Tidak hanya itu, para guru juga mendesak agar pimpinan Radar Sukabumi menindak tegas wartawannya yang telah melakukan kesalahan pengambilan data dalam penulisan berita, hingga berakibat fatal.

Saat Pemimpin Redaksi Radar Sukabumi Untung Bachtiar, dan sejumlah wartawan menemui ratusan guru, terjadi kericuhan. Para guru yang berusaha menyerang dihalau polisi yang melakukan penjagaan. Hingga terjadi aksi saling dorong.

Menanggapi hal itu, Pemimpin Redaksi Radar Sukabumi Untung Bachtiar mengatakan, pemberitaan yang sudah diterbitkannya dibuat berdasarkan data dan keterangan yang menunjukan 23 persen pelajar, di Sukabumi, pernah melakukan seks bebas.

Meski demikian, Untung mengaku akan memenuhi tuntutan para guru, yakni menyatakan permohonan maaf kepada publik selama tiga hari berturut-turut secara terbuka.

“Berita itu dibuat tidak asal-asalan, tapi berdasarkan data. Terlepas dari itu semua, kami akan memenuhi tuntutan para guru berupa permohonan maaf. Terlebih lagi kami juga akan mengklarifikasi pemberitaan tersebut,” tukasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7999 seconds (0.1#10.140)