Status Slamet menurun namun posko antisipasi tetap didirikan

Selasa, 13 Mei 2014 - 16:55 WIB
Status Slamet menurun namun posko antisipasi tetap didirikan
Status Slamet menurun namun posko antisipasi tetap didirikan
A A A
Sindonews.com - Sehari setelah diturunkan statusnya dari siaga menjadi waspada, Gunung Slamet masih menunjukan aktivitas vulkanis. Aktivitas yang terpantau cenderung terus menurun.

Meski aktivitas menurun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal masih belum akan membongkar sejumlah posko yang didirikan untuk mengantisipasi dampak terburuk aktivitas Gunung Slamet. Hal ini untuk mengantisipasi kembali naiknya aktivitas gunung api tersebut.

Berdasarkan pengamatan di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang masih terjadi aktivitas letusan-letusan kecil disertai letusan abu.

Dari pukul 06.00 - 12.00 WIB tercatat terjadi tiga kali letusan abu berketinggian 400 - 500 meter dengan arah condong ke barat.

"Aktivitas gempa letusan juga masih terjadi tapi intensitasnya cenderung menurun kalau dibandingkan saat masih status siaga," kata petugas di Pos Gambuhan, Sukedi, Selasa (13/5/2014).

Selain intensitasnya menurun, sejak dua hari lalu, letusan-letusan yang terjadi juga tidak lagi disertai dengan lontaran lava pijar maupun sinar api.

Sukedi meminta masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi larangan beraktivitas di radius dua kilometer dari puncak gunung. "Aktivitas pendakian juga masih dilarang sampai status normal," tandasnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Tegal Tedjo Kisworo mengatakan, tiga posko antisipasi dampak Gunung Slamet di lapangan Desa Tuwel, Suniarsih dan Batumirah, Kecamatan Bojong, masih didirikan meski status gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa itu sudah diturunkan.

Ketiga posko tersebut didirikan sejak status Gunung Slamet dinaikan pertama kali menjadi waspada pada 10 Maret lalu. "Di posko itu masih siaga petugas dari Koramil dan kecamatan," kata Tedjo, Selasa (13/5/2014).

Menurut Tedjo, kesiagaan masih tetap dilakukan karena kenaikan aktivitas Gunung Slamet tidak bisa diprediksi.

Selain personil yang bersiaga di kantor selama 24 jam, bantuan logistik juga sudah siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan. "Logistik siap seperti masker maupun bahan makanan," ungkapnya.

Camat Bojong Muhtadi mengungkapkan, pihaknya sebenarnya sudah berkoordinasi dengan Koramil untuk mengadakan simulasi evakuasi erupsi Gunung Slamet pada 28 Mei mendatang.

Menyusul sudah diturunkan status Gunung Slamet, rencana latihan tersebut kemungkinan akan dibatalkan. "Apakah akan tetap dilaksanakan, kami akan koordinasikan lagi,"ujarnya.

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Slamet dari siaga menjadi waspada sejak Senin (12/5) pukul 16.00.

Penurunan status ini didasarkan pada menurunnya aktivitas gempa letusan dan embusan Gunung Slamet.

Selain intensitas gempa letusan dan embusan yang menurun, ketinggian letusan abu dan asap dari Gunung Slamet juga sudah berkurang. Kini, tinggi letusan Gunung Slamet rata-rata di bawah 500 meter dari puncak kawah.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5807 seconds (0.1#10.140)