Jalibar belum dimanfaatkan wisatawan

Sabtu, 19 April 2014 - 01:25 WIB
Jalibar belum dimanfaatkan wisatawan
Jalibar belum dimanfaatkan wisatawan
A A A
Sindonews.com - Pembangunan jalan lintas barat (Jalibar) sepanjang 7,5 km dari Jalan Abdul Gani Atas, Kelurahan Ngaglik sampai Desa/Kecamatan Junrejo terasa sia-sia.

Karena hingga kini ruas jalan yang dibangun dengan APBD Kota Batu senilai Rp13 miliar tidak dimasukan ke dalam jalur alternatif untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas di tengah Kota Batu.

Kasat Lantas Polres Batu, AKP I Gusti Made Merta menyatakan, selama libur pasca, Polres Batu telah menyiapkan jalur alternatif untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas akibat padatnya kendaraan wisatawan yang berlibur ke Kota Batu.

Jalur alternatif yang disiapkan Polres Batu dimulai dari Jalan Dieng-Sidomulyo, tembus Desa Giripurno dan sampai di depan Pasar Karangploso.

Jalur alternatif kedua dimulai dari pertigaan Krematorium di Desa Junrejo tembus Jatim Park 2. Lantas jalan alternatif ketiga di perempatan Jalan Wukir, Kelurahan Temas.

"Ruas jalibar belum kita manfaatkan sebagai jalur alternatif karena belum dilengkapi rambu lalu lintas dan penerangan jalan umum (PJU)," ujar Made Merta, kemarin.

Menurut dia, selama libur akhir pekan ini. Polres Batu telah mengubah arus lalu lintas di Jalan Dewi Sartika menjadi satu arah. Tujuannya untuk menghindari tumpukan kendaraan di Jalan Dewi Sartika Atas.

"Wisatawan yang pulang ke Surabaya bisa memanfaatkan jalur alternatif di tiga titik tadi. Demikian halnya dengan wisatawan yang ingin berlibur ke Kota Batu bisa memanfaatkan ruas jalan Raya Giripurno tembus di utara alun-alun Kota Batu," paparnya.

Dari pengamatan Koran SINDO Jatim, kendaraan wisatawan tidak ada yang melintas di ruas Jalibar. Sekarang ini Jalibar itu hanya dimanfaatkan untuk remaja dari Desa Oro Oro Ombo, Ngaglik dan desa di sekitarnya sebagai lintasan balapan liar.

Kendala lain, pintu masuk di perumahan Panderman Hill, belum dibuka secara leluasa. Masih ada satpam perumahan yang berjaga 24 jam di tempatnya.

"Sejak selesai dibangun hingga saat ini tidak ada kendaraan wisatawan yang melintas di Jalibar. Mungkin karena belum ada rambu-rambunya. Sehingga wisatawan tidak mengetahui kalau dilereng Gunung Panderman terdapat jalan baru yang tembus kusuma Agro Wisata," ujar Suliono warga Dusun Dresel, Desa Oro Oro Ombo.

Katanya, keberadaan jalibar itu sementara ini hanya menguntungkan petani dan peternak sapi perah di Desa Oro Oro Ombo. "Kini untuk mencari rumput dan panen jagung kendaraannya bisa mendekat keladang. Karena jalannya beraspal," pungkas dia.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6594 seconds (0.1#10.140)