Kisah haru sebelum kecelakaan maut di Luwu Timur

Jum'at, 07 Maret 2014 - 15:31 WIB
Kisah haru sebelum kecelakaan maut di Luwu Timur
Kisah haru sebelum kecelakaan maut di Luwu Timur
A A A
Sindonews.com - Kecelakaan maut Bus Zahra di Kabupaten Luwu Timur (Lutim) ternyata meninggalkan duka mendalam bagi para keluarga korban. Tercatat, delapan penumpang tewas terpanggang setelah bus tersebut terjun ke jurang dan terbakar.

Dua dari delapan korban tersebut ternyata merupakan pasangan suami-istri (pasutri), yakni Muhamad Saleh (49) dan Hasna (47), warga Dusun Ara, Desa Timpuseng, Camba, Maros. Pasutri itu rencananya akan pergi ke Poso untuk berkebun coklat.

"Sebelum kecelakaan itu, saya sempat membelikan ayah saya handphone (HP) untuk memudahkan berkomunikasi selama di Poso. Tidak ada firasat atau tanda-tanda buruk," tutur Haderiah, anak tunggal pasutri nahas tersebut, Jumat (7/3/2014).

Selain sang ayah, Haderiah juga mengingat momen terakhir bersama ibunya sebelum berangkat ke Poso menggunakan bus maut Zahra. Dia sempat bercanda bersama ibunya untuk menggantikan jilbab yang dikenakan sebelum berangkat.

"Tak disangka, ternyata itu adalah saat-saat terakhir saya dengan kedua orangtua saya," terangnya sambil berurai air mata.

Dia pun berharap agar jenazah kedua orangtuanya segera dibawa ke Luwu Timur untuk segera dikebumikan. Rencananya, pihak keluarga akan memakamkan keduanya di pemakaman Islam di Kecamatan Camba, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Baca:
Kecelakaan di Luwu Timur, sopir bus terancam 6 tahun penjara
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7593 seconds (0.1#10.140)