Anak pangeran Haryo diberi nama RA Nisaka

Selasa, 04 Maret 2014 - 19:13 WIB
Anak pangeran Haryo diberi nama RA Nisaka
Anak pangeran Haryo diberi nama RA Nisaka
A A A
Sindonews.com - Putri pertama pasangan GKR Bendara dan KPH Yudhanegara diberi nama RA Nisaka Irdina Yudhanegara. Nama itu merupakan kombinasi nama pemberian kedua kakek sang bayi, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono X dan ayah dari KPH Yudhanegara.

"Semua orang mengira kalau yang bakal lahir anak laki-laki. Banyak yang bilang, karena bentuk perut saya yang lonjong ke depan. Ternyata yang keluar perempuan. Jadi begitu keluar, Bapak (Sultan HB X) bilang, wah harus cari nama lagi," ujar Jeng Reni, sapaan akrab GKR Bendara yang bernama Narastuti Wijareni Selasa (4/3).

Menurutnya, nama Nisaka merupakan pemberian dari Sri Sultan HB X yang berarti rembulan. Sedangkan Irdina merupakan pemberian ayah KPH Yudhanegara yang berarti kehormatan. Untuk Yudhanegara sendiri merupakan nama dari sang ayah.

"Nama panggilannya nanti Irdi. Memang kelahiran anak saya ini harus melalui operasi caesar, karena sudah sembilan hari melewati Hari Perkiraan Lahir (HPL). Setelah operasi pun, kata dokter, untungnya segera diputuskan operasi, karena kalau mundur lagi sudah terlambat, bayi mungkin bisa keracunan," jelasnya.

Selama enam bulan pertama, dia mengaku, ingin memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada sang bayi. Dia bersyukur, ASI-nya sudah keluar dengan lancar, sehingga keinginannya tersebut bisa terlaksana.

"Cuma, anak ini susah dibangunkan. Tidurnya lelap sekali. Jadi saya cukup susah juga mau memberikan ASI, padahal dua jam sekali harus minum. Kami justru begadang bukan karena anaknya susah tidur, tapi susah dibangunkan. Dikelitik saja tidak mempan," ungkapnya sambil tertawa.

Mendampingi sang istri, KPH Yudhanegara atau yang akrab dipanggil Ubai menuturkan, dirinya sempat menemani sang istri selama persalinan. Dengan metode regional anastesi, kondisi Jeng Reni masih sadar, hanya bagian perut ke bawah yang mati rasa. Dia pun terus mengajar sang istri berbicara dan bercanda selama persalinan.

"Kami terus cerita-cerita sampai dokter bilang bayi sudah akan keluar. Begitu sudah keluar, langsung saya adzankan dan qhomat. Suara nangisnya keras sekali," imbuh pria bernama asli Achmad Ubaidillah ini.

Ubai juga mengatakan, dirinya akan membantu istrinya sebaik mungkin mengurus sang bayi, mulai dari memandikan, mengganti popok, sampai bangun tengah malam jika sang bayi menangis.

Meski terlahir sehat, RA Nisaka Irdina Yudhanegara sempat mengalami pilek pada hari kedua kelahirannya. Hal ini membuat kedua orang tuanya membatasi kunjungan tamu menengok sang bayi.

"Hingga berusia enam bulan, bayi kami akan tetap berada di Yogyakarta. Setelah itu, bersama sang ibu akan saya boyong ke Jepang. Nantinya, kami ingin dipanggil dengan sebutan Bunda dan Abi," ungkapnya.

Hingga beberapa hari kedepan, Ubai masih akan menemani sang istri di Yogyakarta, karena tengah mengambil cuti. Setelah itu, dia akan kembali ke Tokyo, Jepang, untuk melanjutkan pendidikan doktoralnya dalam bidang public policy di Yamaguchi University.

Kelahiran RA Nisaka Irdina Yudhanegara, tentu disambut suka cita keluarga besar Keraton Yogyakarta. Cucu keempat dari Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut, lahir pada Sabtu 1 Maret 2014, sekitar pukul 08.40 WIB, melalui operasi caesar di RSUP Dr Sardjito.

Saat lahir, berat badan RA Nisaka Irdina Yudhanegara adalah 3,25 kilogram dan panjang 50 centimeter. Jika kondisi sang bayi dan ibu sehat, rencananya mereka akan pulang kembali ke Keraton pada malam ini.

Pihak Keraton Yogyakarta sendiri tidak menggelar acara khusus menyambut kelahiran cucu keempat Sultan HB X tersebut. Sesuai tradisi Jawa, nantinya akan dilakukan prosesi potong rambut, turun tanah, hingga aqiqah seperti bayi-bayi pada umumnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5895 seconds (0.1#10.140)