Bau asam dan busuk, warga keluhkan pabrik saos

Rabu, 11 Desember 2013 - 04:34 WIB
Bau asam dan busuk, warga keluhkan pabrik saos
Bau asam dan busuk, warga keluhkan pabrik saos
A A A
Sindonews.com - Warga dari sejumlah kampung di Desa Ciperna, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, mengeluhkan bau yang diduga berasal dari limbah perusahaan salah satu saos yang berada di sekitar pemukiman warga.

Semula warga hendak melakukan unjuk rasa terkait pencemaran limbah tersebut, namun akhirnya batal. Keluhan disampaikan melalui mediasi yang diwakili Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), M Nur, dan sejumlah tokoh masyarakat desa.

Pihak Muspika memfasilitasi mediasi yang dilakukan di salah satu ruangan dalam pabrik. Menurut Nur, tak sedikit warga yang mengeluhkan bau tak sedap yang diduga menguar dari limbah pabrik saos.

"Baunya asam dan busuk, kalau musim hujan katanya tambah bau. Malah saya terima laporan ada warga yang sumurnya kena serapan air limbah," beber dia, Selasa (10/12/2013).

Warga meminta pihak-pabrik memperhatikan bau yang timbul tersebut dan memperbaikinya karena dinilai mengganggu. Sayangnya, dalam mediasi pihak pabrik tak dapat menghadirkan pemilik. Penanggung jawab pabrik, Hartono, mengaku pemilik baru pulang dari luar negeri sehingga belum memungkinkan memberikan penjelasan langsung.

Namun begitu, pihaknya berjanji akan meninjau ulang dan meminta kepada warga memberikan waktu satu minggu untuk itu. Pihak pabrik meyakinkan hasilnya akan diberitahukan kepada warga.

"Kami akan tinjau ulang, kira-kira satu minggu. Kalau sudah ada hasilnya, kami beritahukan," cetus dia.

Bau tak sedap yang menguar itu sendiri dijelaskan dia bukan limbah melainkan berasal dari penampungan campuran sari tebu dan air. Pengendapan dalam proses fermentasi telah menimbulkan bau seperti sampah busuk yang dimungkinkan tercium warga.

Diduga ada kebocoran yang tidak bisa tersedot dari penampungan berbentuk bak sekitar 15 meter persegi berisi sekira 300 liter air fermentasi tersebut. Pihak pabrik bersedia menerima masukan dari BPD maupun kepolisian terkait persoalan itu dengan diketahui muspika.

Bila buntu, pihak pabrik bersedia memindahkan penampungan air fermentasi ke lokasi lain. Lebih jauh, pihak pabrik mengapresiasi keluhan warga dan menilainya sebagai masukan.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2237 seconds (0.1#10.140)