Situs Gunung Padang bisa mengubah peradaban Indonesia

Jum'at, 06 Desember 2013 - 13:33 WIB
Situs Gunung Padang bisa mengubah peradaban Indonesia
Situs Gunung Padang bisa mengubah peradaban Indonesia
A A A
Sindonews.com - Situs Gunung Padang disebut-sebut bisa mengubah sejarah peradaban Indonesia. Jika ternyata diketahui batu itu ada dan disusun sebelum Masehi, maka akan jadi temuan yang sangat luar biasa.

Konstelasi sejarah peradaban Indonesia yang sebelumnya diperkirakan 300 tahun Sebelum Masehi, dengan sendirinya akan berubah.

Meskipun begitu, perdebatan kapan Situs Gunung Padang dibuat masih menjadi teka-teki hingga kini. Belum ada kesimpulan yang diungkap dari hasil penelitian yang menyatakan kapan tepatnya situs megalitikum itu dibuat.

"Gunung Padang ini sangat menantang (bagi para ahli) untuk ditetapkan, sebagai sebuah situs kapan situs ini dibuat," ujar Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher), di Hotel Savoy Homan, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (6/12/2013).

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ternyata batu-batu yang disusun di Gunung Padang berusia tua. Bahkan diyakini batu-batu di sana sudah ada sebelum Masehi atau sebelum peradaban dimulai.

"Sudah ditemukan ini batu betul-betul sangat tua, bahkan tuaan batu itu ada bukan setelah Masehi, sebelum Masehi, maka tinggal ditentukan sebelum Masehinya kapan," jelasnya.

Yang jadi persoalan adalah berapa tepatnya usia batu itu dan kapan batu itu disusun. "Tentu penentuan kapan sebelum Masehinya, berapa ribu tahun umur batu-batuan itu bisa dilakukan kalau penelitian dilanjutkan," ucap Aher.

Ia mengaku sangat mendorong agar penelitian Gunung Padang kembali dilanjutkan. Sehingga berbagai spekulasi segera berakhir.

"Tinggal kita menentukan keberadaan situs ini kapan dibuat. Kita sepakati bersama-sama secara ilmiah berdasarkan penelitian kepurbakalaan yang modern," katanya.

"Kalau ini betul-betul ditemukan kemudian disepakati oleh semua pakar-pakar bahwa ini ternyata dibangun sebelum Masehi, maka tentu sejarah Indonesia akan berubah, dimulai sebelum masehi, bukan setelah masehi," sambung Aher.

Sementara jika penelitian dilanjutkan, ia berharap berkumpulnya para ahli dari dalam dan luar negeri bisa mempercepat hasil penelitian. Hasilnya pun bisa lebih dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6108 seconds (0.1#10.140)