Prabowo: Kalau tak mampu, panggil kembali Belanda

Senin, 26 Agustus 2013 - 08:13 WIB
Prabowo: Kalau tak mampu, panggil kembali Belanda
Prabowo: Kalau tak mampu, panggil kembali Belanda
A A A
Sindonews.com - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku heran potensi besar berupa kekayaan alam Indonesia ini ternyata tidak bisa dikelola dengan baik, sehingga tidak bisa menyejahterakan rakyat.

Menurutnya, jika pemerintah yang berkuasa tidak mampu mengelola kekayaan alam dan menyejahterakan rakyat maka kembalikan saja kekuasaan kepada Belanda.

"Saya sudah sering berbicara, teriak di media bahwa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa mestinya bisa dikelola yang benar. Gerindra sejak 2004 sudah punya strategi dan enam program aksi ekonomi," tuturnnya ujarnya saat pertemuan silaturahmi (Simakrama) Keluarga Besar Hasyim Djojohadikusumo di Kuta, Minggu 25 Agustus malam.

Meski pemerintah mengklaim pertumbuhan ekonomi kuat namun yang terjadi, sekitar 52 persen rakyat tidak banyak menikmati kue pembangunan. Justru banyak sumber-sumber kekayaan dikuasai dan dinikmati orang lain atau pihak luar.

Indikasi potensi besar itu tidak dikelola dengan baik dapat dilihat dari angka kemiskinan yang tinggi.

"Kader Gerindra harus yakin bahwa kita satu-satunya partai yang punya setrategi yang jelas dalam membangun ekonomi bangsa lebih baik, kita tidak obral janji" tukas mantan Danjen Kopassus ini.

Bahkan, Prabowo sesumbar jika berkuasa salah satu programnya adalah akan membangun 3.000 kilometer jalan di seluruh tanah air. Itu sangat mungkin dilakukan, jika dibagi lima tahun maka setahunya dibangun 600 kilometer.

Jika kemudian dibagi 500 kabupaten maka setiap tahunnya kita hanya membangun 1,2 kilomter.

"Kalau tidak mampu kita ini bangsa yang goblok, lebih baik panggil kembali Belanda," selorohnya disambut applaus hadirin.

Pasalnya, hanya membangun jalan 3.000 kilometer dalam hitungannya butuh dana Rp6 miliar USD atau Rp60 trilun saja tidak mampu.

Padahal setiap tahunnnya ada dana sampai 120 Triliun atau 12 USD dana yang ujungnya jadi bancakan, digarong. Pemerintah mestinya mampu mengelola dana yang diparkir.

"Mestinya mampu, kalau tidak berarti kalah sebelum perang, susahnya otak kita memang sudah dicuci (brainwashing) oleh penjajah Belanda sebagai bangsa yang kalah," imbuhnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7656 seconds (0.1#10.140)