9 Juli, 50 ribu warga Muhammadiyah Sulsel berpuasa

Jum'at, 21 Juni 2013 - 15:34 WIB
9 Juli, 50 ribu warga Muhammadiyah Sulsel berpuasa
9 Juli, 50 ribu warga Muhammadiyah Sulsel berpuasa
A A A
Sindonews.com - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 2013, jatuh pada 9 Juli 2013 mendatang. Penetapan awal puasa itu tertuang dalam maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 04/MLM/I.0/E/2013 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawwal dan Dzulhijjah 1434 H.

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan Alwi Uddin mengatakan, untuk menyosialisasikan ini kepada puluhan ribu warga Muhammadiyah yang ada di Sulsel, pihaknya akan mengumpulkan seluruh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sulsel di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.

“Warga Muhammadiyah di Sulsel itu besar. Kalau dalam keanggotaan ada 50 ribu. Tapi sebetulnya jumlah sesungguhnya melebihi itu. Karena simpatisan Muhammdiyah juga banyak,” ungkapnya kepada SINDO, Jumat (21/6/2013).

Dia mengatakan, Keputusan PP Muhammadiyah dilakukan merujuk putusan majelis tarjih dan tajdid. Adapun kemungkinan perbedaan dengan jadual yang akan ditetapkan pemerintah, menurut Alwi, hal tersebut sudah terjadi beberapa tahun belakangan.

Karena itu dia berharap, pemerintah sebagai pengayom tidak memihak dan dapat menerima perbedaan penentuan jadwal. Sebab ini juga salah bentuk Hak Asasi Manusia. Apalagi dalam Islam juga dikenal dua metode, yakni metode rukyah dan metode hilal.

“Kalau Muhammadiyah merujuk pada metode hisab wujudul hilal,” katanya.

Sementara itu Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariat Islam Kaswad Sartono mengatakan, Kemenag sendiri belum menentukan jadwal puasa sebelum melakukan isbat pada 8 Juli mendatang dengan melibatkan berbagai ormas Islam seperti Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Rencananya Isbat dengan Rukhyatul hilal (melihat bulan) akan ini dilakukan di Mall GTC.

“Nanti setelah melihat di GTC baru kita bisa menentukan, apakah sudah masuk ramadhan atau belum,” jelasnya.

Menurut Kaswad, untuk menentukan awal bulan memang bisa digunakan dua teori. Jika merujuk pada wujudul hilal, jika bukan sudah nampak diufuk, berapapun derajat kemunculannya, maka sudah dianggap masuk pada Ramadhan. Sementara untuk Imkanur Rukhyat, nanti pada posisi dua derajat, baru bisa terhitung dalam satu Ramadhan.

“Posisi bulan saat ini pada 0,3 derajat,” katanya.

Kaswad menuturkan, meskipun kedepannya akan kembali terjadi perbedaan antara pemerintah dan Muhammadiyah, dia memastikan kondisi Sulsel tetap kondusif. Sebab, nilai menghormati diantara umat sudah sangat tinggi.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9341 seconds (0.1#10.140)