IPNU kutuk aksi kekerasan terhadap pesantren di Tasikmalaya

Kamis, 11 April 2013 - 02:16 WIB
IPNU kutuk aksi kekerasan terhadap pesantren di Tasikmalaya
IPNU kutuk aksi kekerasan terhadap pesantren di Tasikmalaya
A A A
Sindonews.com - Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) mengutuk keras aksi penyerangan sekelompok orang yang mengatasnamakan Ormas Islam ke Pesantren Al Idrisiyyah Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu 6 April 2013 lalu.

"PP IPNU mengutuk keras perilaku tersebut yang telah dianggap mencederai keberadaan lembaga pendidikan Islam tersebut," kata Ketua IPNU Khairul Anam dalam keterangan persnya yang diterima Sindonews, Rabu (10/4/2013) malam.

Selain itu, terlepas apapun motifnya, aksi penyerangan tidak mencerminkan masyarakat yang berbudaya. Tindakan anarkis dan main hakim sendiri tidak dibenarkan secara hukum.

Penyerangan idilakukan oleh Ormas Islam secara tidak langsung telah merusak citra pesantren secara keseluruhan. Citra pesantren yang selama ini dikenal sebagai pusat pendidikan, keagamaan dan budaya yang telah berabad-abad eksis di bumi nusantara telah dirugikan dengan aksi penyerangan tersebut.

"Dan ironisnya aksi penyerangan itu dilakukan oleh sekelompok ormas Islam yang semestinya menjaga eksistensi dan muruah pesantren. Secara khusus aksi penyerangan itu akan berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pondok pesantren dan institusi pendidikan keislaman lainnya," ungkapnya.

Menurutnya, pesantren, ormas dan komunitas muslim lain semestinya menjadi cermin moral dalam kehidupan masyarakat bukan justru menunjukkan sikap saling menghujat, menjatuhkan dan membenarkan aksi kekerasan.

Apalagi yang menjadi korbannya adalah pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan Islam yang lahir dari kultur budaya tradisi keislaman khas Indonesia.

"Kami akan menggalang solidaritas kaum santri untuk mengecam kejadian yang dialami Pondok Pesantren al idrisiyyah Kota Tasikmalaya," tegasnya.

IPNU meminta aparat pemerintahan menindak tegas Ormas yang berperilaku anarkis serta menuntut pihak kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku kekerasan tersebut agar menjadi pelajaran di kemudian hari.

Beberapa komunitas santri yang notabene alumni-alumni pondok pesantren pun menyayangkan kejadian di Tasikmalaya tersebut.

"Bangsa ini kuat karena keberadaan pondok pesantren, kita sebagai santri harus menjaga nama baik pesantren dari stigma buruk yang sengaja dilekatkan," kata salah seorang alumni Pesaantren DDI Sulawesi Selatan (Sulsel) Azhar Arsyad yang juga Sekjend PB DDI.

Hal sama disampaikan A. Marbawi S Katon Peneliti SMRC yang juga jebolan Pesantren Gontor.

"Pesantren adalah benteng pertahanan bangsa kita yang harus kita bela, kapan dan dimanapun, kita prihatin dengan kejadian di Tasikmalaya kemarin," kata dia.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3560 seconds (0.1#10.140)