Bentrok antar penambang emas, 7 orang tewas

Kamis, 12 Juli 2012 - 09:37 WIB
Bentrok antar penambang emas, 7 orang tewas
Bentrok antar penambang emas, 7 orang tewas
A A A
Sindonews.com - Bentrokan antar pendulang emas dengan warga terjadi di lokasi tambang emas sekitar Dusun Anahoni Desa Wamsait, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru, Maluku. Akibat bentrokan tersebut tujuh warga dan penambang emas tewas, sejumlah penambang lainnya terluka.

Dalam bentrokan tersebut, tenda-tenda milik penambang emas ilegal dibakar. Untuk membubarkan bentrokan, aparat Polres Buru, Brimob Polda Maluku yang disiagakan di lokasi tambang emas tersebut mengeluarkan rentetan tembakan.

Dari tujuh korban tewas itu, tiga korban dievakuasi ke Kota Namlea, ibukota Kabupaten Buru, tiga korban diambil warga adat di sekitar lokasi tambang emas. Sedangkan seorang korban tewas dievakuasi ke Unit 18 Waeapo. Dari tujuh korban tewas baru seorang yang teridentifikasi, yakni Hasim Lesilawan (40), warga Kabupaten Buru Selatan.

Akibat bentrokan tersebut ribuan penambang emas ilegal tersebut panik dan menyelamatkan diri. Sebagian diselamtkan warga adat setempat. Sebagian penambang yang kebanyakan berasal dari berbagai daerah di Indonesia dievakusi ke Kota Namlea.

Bupati Buru Ramly Umasugi, menyatakan bentrokan dipicu saling rebutan pengelolaan lokasi tambang emas antar warga setempat dengan penambang lainnya. Ia menyatakan bentrokan kali ini merupakan yang kesekian kalinya akibat saling rebutan lokasi tambang.

"Bentrokan antar warga dan penambang emas menyebabkan tujuh orang tewas, itu laporan sementara. Bentrokan ini akibat rebutan tambang dan saling balas dendam," kata Ramly menjelaskan, Kamis (12/7/2012).

Ia menyatakan, untuk mencegah bentrokan saat ini sudah ada tambahan pasukan dari Polres Pulau Buru, dan aparat TNI ke lokasi tambang tersebut.

Ia juga menyatakan, lokasi tambang tersebut merupakan lokasi tambang emas ilegal. Selama ini dikelola oleh warga adat setempat, namun ada warga lainnya juga mengklaim lokasi tambang tersebut milik mereka.

"Aparat keamanan sudah menutup pintu masuk di lokasi tambang, dan seluruh penambang diturunkan," kata Ramly.

Ia menyataka saat ini terdapat sekitar 50 ribu penambang emas ilegal dari berbagai daerah.
Ramly juga menyatakan sudah berkali-kali mengosongkan penambang dari lokasi tambang emas tersebut. Namun tetap dibuka oleh warga dan ribuan penambang dari berbagai daerah terus berdatangan ke lokasi tambang.

"Dengan kejadian ini, kita akan bertindak tegas lagi, dengan mengosongkan lokasi tersebut. Kami juga minta warga dari luar Pulau Buru, dan luar Maluku untuk tidak datang lagi menambang, karena lokasi tambang sudah kita tutup, akan dikelola pemerintah," kata Bupati.

Lokasi tambang emas tersebut ditemukan sejak November 2011, pada Februari 2012, Pemerintah Kabupaten Buru menutup lokasi tambang. Namun lokasi tambang terus berdatangan ke lokasi tambang.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4411 seconds (0.1#10.140)