Jembatan Ratapan Ibu, Saksi Pembantaian Pejuang Bangsa oleh Belanda

Sabtu, 21 Januari 2017 - 05:00 WIB
Jembatan Ratapan Ibu, Saksi Pembantaian Pejuang Bangsa oleh Belanda
Jembatan Ratapan Ibu, Saksi Pembantaian Pejuang Bangsa oleh Belanda
A A A
Payakumbuh adalah sebuah Kotamadya yang terletak di Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Kota ini juga dikenal masyarakat Sumatera Barat dengan julukan Kota Batiah.

Batiah merupakan makanan khas yang berasal dari Kota Payakumbuh. Memang, kota ini memiliki banyak keunikan. Makanan Rendang juga berasal dari kota satu ini.

Selain itu, Kota Payakumbuh juga punya beberapa objek wisata menarik. Salah satunya adalah Jembatan Ratapan Ibu.

Jembatan terletak di di jalan Jenderal Sudirman, dibangun tahun 1818 (di masa Gerakan Padri sedang bergejolak di Minangkabau, kemungkinan untuk memperlancar transportasi militer Belanda).

Jembatan Ratapan Ibu ini memiliki panjang 40 meter dengan arsitektur kuno berupa susunan batu merah setengah lingkaran yang direkat dengan kapur dan semen tanpa menggunakan tulang besi.

Jembatan Ratapan Ibu ini melintasi Batang Agam, menghubungkan Pasar Payakumbuh dan nagari Aie Tabik. Walau sudah hampir berusia dua abad, Jembatan Ratapan Ibu masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Jembatan Ratapan Ibu selain menjadi jembatan bersejarah juga menjadi tempat eksekusi para pejuang kemerdekaan oleh tentara Belanda di masa lalu.

Para pejuang yang tertangkap, disuruh berbaris di pinggir jembatan menghadap sungai, lalu serdadu Belanda mengeksekusinya dengan cara menembak, kemudian mayat mereka di lempar ke Sungai Batang Agam yang berada di bawah jembatan. Kemudian mayat-mayat tersebut hanyut dibawa arus.

Kejadian itu juga disaksikan langsung oleh masyarakat sekitar. Kaum ibu yang melihatnya tak bisa berbuat banyak selain hanya bisa pasrah dan terus menangis melihat tragedi itu.

Untuk mengenang peristiwa itulah akhirnya jembatan ini diberi nama Jembatan Ratapan Ibu.

Demi menunjang lokasi ini sebagai destinasi wisata, di ujung jembatan dibangun pula sebuah tugu patung seorang wanita yang sedang menangis dengan tangannya yang menunjuk ke arah Sungai Batang Agam.

Setiap pagi sampai sore hari, tempat ini selalu ramai di kunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing.

Mereka yang datang selalu menggunakan kesempatannya untuk berfoto di sekitar jembatan dan tugu Ratapan Ibu. Pembangunan taman akan membuat Anda betah untuk berlama-lama di sini.

Anda dapat masuk ke taman dengan melewati tugu ratapan ibu terlebih dahulu, setibanya di taman, Anda dapat duduk bersantai sambil menikmati suara air yang mengalir dari sungai Agam serta melihat kendaraan yang sibuk melintas dari atas jembatan ini.

Sumber;

wikipedia
aet.co.id
diolah dari berbagai sumber

(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5080 seconds (0.1#10.140)