Bupati Kudus Terpilih Jadi Ketua Harian ISEI Semarang

Jum'at, 23 Desember 2016 - 21:49 WIB
Bupati Kudus Terpilih Jadi Ketua Harian ISEI Semarang
Bupati Kudus Terpilih Jadi Ketua Harian ISEI Semarang
A A A
SEMARANG - Pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Semarang resmi dilantik di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip Semarang, Jawa Tengah, Jumat (23/12/2016). Sesuai hasil kongres ISEI terpilih sebagai Ketua ISEI Cabang Semarang adalah M Nasir, Ketua Harian Musthofa, dan Sekretaris Suharnomo.

Sejumlah nama akademisi dan praktisi ekonomi juga turut tercatat sebagai pengurus ISEI Cabang Semarang. Dalam pelantikan tersebut hadir pengurus ISEI Pusat yakni Prasetijono Widjojo Malang Judo.

Dalam pelantikan tersebut, para pengurus berkomitmen menjadikan ISEI bisa menjadi motor penggerak ekonomi di Indonesia. Untuk itu diperlukan adanya sinergi ISEI dengan berbagai lembaga, termasuk pemerintah daerah. Intinya, ISEI harus punya peran secara nyata. ”ISEI harus bisa memberi manfaat bagi perekonomian di Indonesia,” kata Ketua Harian ISEI Cabang Semarang Musthofa, yang juga menjabat sebagai bupati Kudus ini.

Seusai pelantikan, digelar bedah buku ”Manajemen Indonesia” karya Dekan Fakultas Ekonomi Undip, Suharnomo. Musthofa yang tampil sebagai salah satu penelaah menuturkan bahwa Indonesia kaya dengan berbagai budaya. ”Hal ini menarik ketika dijadikan landasan manajemen di Indonesia,” ujarnya.

Tampil sebagai penelaah lain yaitu Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko dan Dirut Sarana Lindung Upaya Alberto D Hanani. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohammad Nasir yang hadir dalam acara tersebut ikut memberikan pendapatnya tentang buku tersebut.

Suasana bedah buku sangat dinamis dengan beradu konsep, yang dihadiri para guru besar dan doktor ekonomi dari berbagai perguruan tinggi. Tak ketinggalan hadir ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Semarang dan sekitarnya.

Di awal uraiannya, Bupati Kudus memberikan komentar tentang tampilan fisik buku ini yang dinilai berkonsep kekinian dan sangat bagus sehingga pas untuk kalangan anak muda. ”Apalagi isinya. Ini sangat menginspirasi kaum muda, usahawan, bahkan mahasiswa,” kata pria yang kini menyelesaikan program doktor di Undip ini.

Dimensi-dimensi budaya ini, lanjutnya, tidak perlu ada yang diragukan. Semua memiliki kekhasan dan karakter tersendiri. Mulai dari budaya Jawa, Sunda, Minang, dan berbagai budaya lain yang ada. ”Salah satu contoh kalau diaplikasikan dalam budaya Jawa ada istilah witing tresno jalaran soko kulino yang ada dalam buku ini,” jelasnya.

Menurutnya, makna ini sangat mendalam. Karena dalam berbisnis harus saling mengenal sehingga muncul rasa kepercayaan dan jalinan yang erat.

Apabila akan ada edisi berikutnya, Mustofa menyarankan agar budaya Jawa yang sudah ditulis dilengkapi dengan budaya Kudus gusjigang. Yaitu spirit dengan perilaku bagus, gemar terus belajar, dan berjiwa wurausaha atau dagang. ”Buku yang sangat bagus. Saya berharap bisa menjadi referensi mahasiswa fakultas ekonomi di seluruh Indonesia,” harapnya.

Dirut Sarana Lindung Upaya Alberto D Hanani mencoba membandingkan manajemen Indonesia dalam buku ini dengan teori manajemen negara lain yang sudah maju. Dia mengajak mahasiswa untuk test case budaya lokal, salah satunya adalah gusjigang di Kudus.

Wagub Jawa Tengah Heru Sudjatmoko mengedepankan sentuhan budaya dalam segala aspek kehidupan. Menurutnya, ada nilai-nilai budaya luhur yang tidak boleh dilupakan. Termasuk dalam manajerial bagi seorang pemimpin.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7439 seconds (0.1#10.140)