Kemenag Kembangkan Program Keahlian Madrasah Aliyah

Jum'at, 16 Desember 2016 - 20:19 WIB
Kemenag Kembangkan Program Keahlian Madrasah Aliyah
Kemenag Kembangkan Program Keahlian Madrasah Aliyah
A A A
JAKARTA - Banyak lulusan Madrasah Aliyah (MA) yang kesulitan melanjukan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Tidak sedikit alumni Aliyah yang tidak memiliki keterampilan setelah lulus dan kesulitan saat akan mencari pekerjaan.

Guna mengatasi permasalahan itu, sejumlah MA telah memiliki kurikulum keterampilan. Dengan demikian, nantinya para siswa memiliki keunggulan seperti siswa SMK dan bisa bersaing saat akan mencari pekerjaan.

Direktur Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Nur Kholis Setiawan, menuturkan sejak 1994 Kemenag telah mengembangkan program keahlian di MA.

Hingga saat ini ada 234 MA yang telah mengembangkan berbagai program keterampilan. Mulai dari elektro, tata busana, dan automotif.

"Salah satunya program keterampilan yang telah dikembangkan di MAN 1 Garut. Para siswa bukan hanya mendapat pelajaran biasa, tapi mereka juga harus memilih satu program keterampilan yang ada di sekolah," ujar Nur Kholis usai meninjau program keterampilan di MAN 1 Garut, Jawa Barat, Jumat (16/12/2016).

Dalam acara tersebut sekaligus dilakukan Sarasehan dan Temu Wartawan dengan tema Madrasah Keterampilan Menjawab Tantangan Dunia Usaha dan Industri.

Dia menjelaskan, madrasah keterampilan merupakan percontohan MA yang mengembangkan keunggulan kompetitif pada bidang keterampilan atau kejuruan.

Untuk mendukung program ini, Direktorat Pendidikan Madrasah mengalokasikan anggaran dana pengembangan-pengembangan keterampilan di MA tersebut.

"Contohnya di MAN 1 Garut ini kami alokasikan pada 2017 anggaran sebesar Rp1,5 miliar. Dana itu bisa digunakan untuk membeli peralatan baru. Tadi saya lihat banyak alat yang sudah lama dan memang harus diganti. Biar sesuai dengan perkembangan zaman," tuturnya.

Untuk menjawab tantangan zaman di dunia usaha, kata dia, Kemenag juga berencana membuka Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) di enam provinsi.

Enam MAK itu akan dibuka di Bolaang Mongondow Sulawesi Utara, Bintuhan Kaur Bengkulu, Rokan Hulu Riau, Aceh Timur Aceh, Samarinda Kalimantan Timur dan Atambua Nusa Tenggara Timur pada 2016 sampai 2018.

Pihaknya pun mendorong revitalisasi sarana dan prasarana pada madrasah keterampilan ini. Kurikulum keterampilan di setiap sekolah pun akan disesuaikan dengan potensi daerah dan dikombinasikan dengan kurikulum pusat.

MAK yang menggunakan anggaran Kemenag ini menawarkan program-program pendidikan kejuruan yang sesuai dengan keunggulan daerah masing-masing.

Di Riau, misalnya, MAK yang dibangun di Kabupaten Rokan Hulu adalah di bidang pertanian. "Pembangunan MAK bagian dari rencana pemerintah meningkatkan jumlah sekolah kejuruan demi suksesnya program wajib belajar 12 tahun. MAK dipilih setelah diketahui bahwa banyak siswa yang berhenti sekolah setelah lulus dari madrasah tsanawiyah," ucapnya.

Kepala MAN 1 Garut, Yepi Agus Gunardi, menyebut sekolahnya sudah sejak 1984 mengadakan program keterampilan. Mulai dari otomotif, elektro, dan tata busana.

Dalam menjalankan program tersebut, diakui Yepi ada kendala yang dihadapi pihaknya. "Kendalanya itu seperti dari sarana yang ada di sekolah. Selain itu dari sisi regulasi juga agak terhambat," ucap Yepi.

Namun kini masalah regulasi telah diatasi setelah mendapat dukungan dari pemerintah. Setelah regulasi keterampilan lahir, pelajaran yang diberikan pun cukup padat.

"Alhamdulillah sekarang kita juga mendapat dukungan dana untuk revitalisasi. Dana itu akan digunakan untuk update alat. Seperti mesin di program otomotif belum injeksi. Masih mesin yang lama," tuturnya

Dia berharap ada bantuan yang lain. Seperti hasil karya siswa di program tata busana terkait pemasarannya. Pasalnya hal tersebut masih menjadi kelemahan yang dirasakan pihak sekolah.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7961 seconds (0.1#10.140)