Jelang Maulid Nabi, Wisatawan Padati Masjid Banten Lama

Minggu, 11 Desember 2016 - 17:29 WIB
Jelang Maulid Nabi, Wisatawan Padati Masjid Banten Lama
Jelang Maulid Nabi, Wisatawan Padati Masjid Banten Lama
A A A
SERANG - Menjelang perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi, Masjid Banten Lama atau Masjid Agung Banten di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang diserbu ribuan wisatawan dari berbagai daerah, Minggu (11/12/2016).

Wisatawan tidak hanya dari pelosok Provinsi Banten saja melainkan berbagai daerah di Pulau Jawa, bahkan Sumatra pun ada yang mengunjungi dan menghabiskan libur panjang akhir pekan untuk berziarah ke makam para sultan dan keluarganya, seperti makam Sultan Maulana Hasanudin.

Tidak hanya makam Sultan saja yang menjadi tujuan para wisatawan. Menara Masjid Banten Lama yang berada di depan halaman masjid pun menjadi incaran para wisatawan yang ingin mencoba sensasi dengan menaiki menara yang mempunyai ketinggian 24 meter.

Dari atas menara, wisatawan akan melihat pemandangan kawasan Banten lama hingga ke perairan lepas, karena jarak antara menara dengan lautan hanya sekitar 1,5 km saja.

Untuk mencoba sensasinya, wisatawan rela antrean untuk menaiki 83 anak tangga yang ada di dalam menara. Sebab, pengelola membatasi jumlah orang dan memberikan waktu kepada para wisatawan saat berada diatas menara.

Dahulu, selain digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan, menara yang dibuat oleh Hendick Lucasz Cardeel ini juga digunakan sebagai tempat menyimpan senjata.

"Penasaran mau nyobain ke atas, katanya sih bisa lihat pemandangan sekitar masjid, bisa lihat Benteng Despelwijk, Benteng Surosowan," ujar salah satu wisatawan asal Bogor, Hafidz, Minggu (11/12/2016).

Wisatawan tak perlu khawatir untuk mengabadikan gambar. Sebab, jasa foto keliling akan dengan ramah menawarkan kepada para wisatawan yang ingin berfoto di depan Masjid Banten lengkap dengan Menaranya yang menjadi icon Povinsi Banten.

Namun sayang, di lokasi wisata religi Banten Lama yang ramai dikunjungi pada perayaan hari besar Islam itu masih banyak pedagang yang berjualan di dalam kawasan Banten Lama, sehingga tak enak dipandang mata.

"Sayang banget, banyak sampah bikin pemandangannya jelek, padahal kalau rapih, tertib, bersih, kita juga semakin nyaman lama-lama di sini," keluh Hafidz.

Untuk diketahui, masjid Agung Banten terbilang istimewa dan mempunyai sejarah panjang Kerajaan Islam di Indonesia pada abad ke 16 masehi.

Arsitektur bangunan masjid terbilang cukup unik karena memadukan ciri khas bangunan Jawa Hindu, Eropa, dan China.

Hal ini karena masjid dirancang oleh tiga arsitektur berbeda yaitu arsitek Majapahit bernama Raden Sepat, arsitek Cina asal Tiongkok bernama Tjek Ban Tjut yang diberi gelar pangeran Adiguna, serta arsitek Belanda beragama Islam yang melarikan diri dari Batavia bernama Hendrik Lucaz Cardeel dan diberi gelar pangeran Wiraguna.

Raden Sepat merupakan arsitek berpengalaman yang juga berjasa membangun Masjid Agung Cirebon dan Masjid Demak.

Sementara Tjek Ban Tjut menyumbangkan karya uniknya pada atap utama masjid dengan bentuk bangunan bersusun lima menyerupai pagoda, sekaligus serambi masjid di bagian utara dan selatan, juga bagian tangga masjid.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5795 seconds (0.1#10.140)