Keluarga AKP Safran Berharap Ada Kabar Baik

Minggu, 04 Desember 2016 - 18:47 WIB
Keluarga AKP Safran Berharap Ada Kabar Baik
Keluarga AKP Safran Berharap Ada Kabar Baik
A A A
DEPOK - Keluarga AKP Safran, salah satu penumpang pesawat Skytruck milik Polri yang hilang di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, masih berharap ada kabar baik terkait nasib sosok yang dikenal disiplin itu.

Ditemui di Perumahan Kelapa Dua Residence, Jalan Tugu Raya, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Safawi yang merupakan ayah AKP Safran mengatakan, sejak kecil anaknya dikenal disiplin. "Anaknya disiplin, sangat disiplin. Dari kecil dia disiplin," kata Safawi, Minggu (4/12/2016).

AKP Safran adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dia memiliki seorang istri yang juga berprofesi sebagai polisi di Mako Brimob. Pasangan itu dikarunia dua orang anak.

Sampai saat ini keluarga mengaku belum mengetahui perihal kabar anaknya itu. Keluarga hanya mengetahui dari televisi bahwa nama AKP Safran masuk dalam daftar penumpang pesawat Polri tersebut.

"Saya tahunya dari televisi. Kemudian saudara yang di Palembang juga telepon, lihat ada nama anak saya di situ. Dari situ banyak yang nelepon nanya kabar Safran," ceritanya.

Dirinya terakhir bertemu anak kesayangannya itu sebulan lalu. Saat itu dirinya mengaku tidak memiliki firasat apa pun. "Namun, sehari sebelum itu saya enggak bisa tidur, enggak tahu bisa begitu. Semoga bisa ditemukan dengan selamat, saya minta doanya," kata Safawi.

Menurut Safawi, sebelum ditugaskan ke Palembang, Safran sempat mengajak keluarganya jalan-jalan ke Malaysia. Saat kumpul bersama keluarga, Safran jarang bicara soal pekerjaan. "Jarang bicarakan pekerjaan, ngobrol ringan-ringan aja. Dia memang dari kecil itu disiplin, hobinya Pramuka dan ngaji," terangnya.

Lulus SMA, lanjut Safawi, Safran sempat kuliah di ITB Bandung jurusan Geofisika. Di Bandung, Safran tinggal bersama adik ayahnya. Selama di Bandung, Safran sering melatih fisiknya agar bugar. Tidak sampai selesai kuliah di ITB, Safran melanjutkan dan memilih pendidikannya di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Curug, Banten.

"Dia angkatan 56, masuk ke STPI tahun 1998. Dia sudah keliling Nusantara, paling sering ke Papua naik helikopter. Keberangkatan dia yang kemarin ke Palembang seperti pulang kampung. Pulang ke daerah asalnya," ucapnya.

Waswas juga dirasakan paman korban, Syaiful. Dia mengenal Safran sebagai sosok baik dan santun. "Kami terus berdoa semoga ada kabar baik," ucapnya.

Ia mengatakan terakhir bertemu Safran sekitar dua minggu lalu. Mereka pun mengobrol santai. "Saya enggak ngerasa ada firasat apa-apa. Ketemu waktu acara pesta keluarga," tambahnya.

Dia mengatakan, kepergian Safran ke Palembang karena akan ditugaskan di sana. Rencananya, dia bertugas di Polda Sumsel. "Kemarin itu penerbangan dia dari Pondok Cabe," katanya.

Teman kerja Safran, AKP Agus Sumaryanto menuturkan, Safran sosok yang baik, disiplin, dan tegas. Dia mengenal Safran sejak sekolah di Curug. "Yang diobrolkan terakhir kami bicara tentang ultah Polairud yang sebentar lagi. Enggak ada firasat apa-apa," ujarnya. (Baca juga: Ini Nama 13 Anggota Polri yang Berada di Pesawat Jatuh).
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5727 seconds (0.1#10.140)