Leluhur Pelaku Bom Gereja St Yoseph Tokoh Agama yang Toleran

Senin, 29 Agustus 2016 - 20:57 WIB
Leluhur Pelaku Bom Gereja St Yoseph Tokoh Agama yang Toleran
Leluhur Pelaku Bom Gereja St Yoseph Tokoh Agama yang Toleran
A A A
DOLOKSANGGUL - Keluarga pelaku percobaan bom bunuh diri IAH di Tarabintang terpukul akibat tindakan yang dilakukannya di Gereja Katolik St Yoseph Jalan Dr Mansyur Medan, Minggu 28 Agustus 2016.

Keluarga sedarah IAH di Tarabintang mengaku pemuda itu telah mengkotori kebaikan yang dibangun leluhur mereka.

Kepala Desa Marpadan Wansitor Sihotang Wansitor Sihotang mengatakan, bahwa IAH merupakan cucu dari Mungut Hasugian.

Mungut Hasugian merupakan salah satu tokoh muslim di Tarabintang yang sangat bersahabat dengan siapapun juga.

Bahkan Mungut dan anak-anaknya sejak dulu membangun kekeluargaan yang baik dengan kerabat di desa mereka. Sekalipun berbeda agama.

“Bahkan sampai saat ini paman dan keluarga dekat IAH masih terus melanjutkan silaturahmi tersebut. Saya sendiri sebagai tokoh Kristen Katolik di Tarabintang berani menyatakan kesaksian itu. Karena saya masih sangat kenal kakek IAH yang dulu sering membantu dan mengikuti acara keluarga dalam adat batak,” terangnya kepada Koran SINDO, Senin (29/8/2016).

Wansitor memaparkan, bahwa mereka tidak menyangka IAH merupakan generasi Hasugian dari desa mereka. Karena selama ini kerukunan umat beragama di desa mereka dapat menjadi gambaran bahwa desa tersebut sangat bersahabat dan menghargai perbedaan.

Bahkan kakek IAH sendiri dulu sering datang kerumah kerabat yang Nasrani untuk mengucapkan selamat natal dan tahun baru apabila hari besar agama Kristen.

Termasuk menyaksikan pemberkatan pernikahan di gereja apabila ada undang dari kerabat yang Kristen. “Jadi saya berharap agar masyarakat objektif melihat peristiwa tersebut, serta harus memahami bahwa keluarga IAH termasuk yang masih tinggal di Tarabintang sangat toleran dan menghargai perbedaan. Keluarga IAH juga suka membantu tanpa melihat latar belakang agama,” paparnya.

Wansitor mengatakan, bahwa hasil perbincangan dengan salah seorang paman korban menyebutkan bahwa mereka sangat terpukul atas tindakan IAH. Bagaimanapun juga keluargaan IAH baik dari ibu maupun bapak adalah keluarga yang tinggal dalam lingkungan yang toleransi.

“Ibunya asli purba dari Doloksanggul. Demikian juga ayahnya adalah keluarga Hasugian dari Tarabintang. Jadi kami sangat mengenal keluarga mereka adalah keluarga yang baik. Kami menduga bahwa IAH terkontaminasi dengan isu yang tidak benar. Selain itu kami memastikan bahwa tindakan IAH tidak akan merusak kekeluargaan kami di Bonapasogit termasuk dengan kami para tokoh-tokoh agama Katolik di Tarabintang,” paparnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.2687 seconds (0.1#10.140)