Cobek Berukuran Besar Hebohkan Warga Lereng Merapi

Jum'at, 29 Juli 2016 - 21:07 WIB
Cobek Berukuran Besar Hebohkan Warga Lereng Merapi
Cobek Berukuran Besar Hebohkan Warga Lereng Merapi
A A A
MAGELANG - Warga lereng Merapi, tepatnya Dusun Trasan, Desa Bringin, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, digemparkan penemuan cobek atau layah, bahkan ada yang menyebut cowek berukuran besar, Kamis (28/7/2016) siang. Penemuan benda kuno diduga peninggalan nenek moyang tersebut di lokasi pembuatan septic tank sedalam 2 meter.

Kabar penemuan benda kuno tersebut dalam sekejap tersebar. Spontan warga berdatangan ke rumah milik Rohmadi (25), untuk melihat cobek itu.

Adapun diameter keseluruhan 115 sentimeter, tebal bibir layah 8 sentimeter, diameter dalam 98 sentimeter dan ketinggian 50 sentimeter, sedangkan kedalaman lubang layah sekitar 10 sentimeter.

Untuk mengangkat dari lokasi penggalian tersebut, Rohmadi dibantu para pekerja bangunan terpaksa mencari pinjaman crane kecil. Secara kebetulan tak jauh dari rumahnya ada bengkel yang memiliki crane tersebut.

Setelah berhasil diangkat, lalu digotong sekitar delapan orang. Selain itu, di dekat cobek ditemukan batu berbentuk balok dengan panjang 26 sentimeter, lebar 10 sentimeter dan tebal 11 sentimeter.

"Ketika itu saya sedang menggali dengan linggis kok dukā€¦duk. Setelah saya perhatikan ternyata mengetahui batu, terus saya gali lagi," kata Maryono (58), pekerja yang pertama kali menemukan saat ditemui di lokasi penemuan, Jumat (29/7/2016).

Pihaknya mengaku, sebelum menemukan layah dalam ukuran besar tersebut tak memperoleh firasat apa pun. Setelah berhasil mengangkat batu besar berbentuk layah tersebut, penggalian septic tank kembali dilanjutkan.

"Sekitar 08.00 WIB, mulai menggali untuk pembuatan septic tank, terus pukul 11.30 WIB, kami menemukan cobek ini. Ini kalau diangkat delapan orang belum mampu dan berat sekali," kata dia.

Pemilik rumah, Rohmadi, mengatakan, layah tersebut akan tetap dijadikan hiasan di rumahnya. Nantinya, dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel di batu tersebut, sekaligus dijadikan kenang-kenangan.

"Kalaupun nantinya pemerintah mau mengambil barang ini kami mempersilakan, tapi ya ada ganti ruginya," ujar Rohmadi.

Menurutnya, sebelum dibangun rumah, lahan tersebut merupakan kebun atau ladang. Sedangkan posisinya dahulu berada di dataran tinggi, kemudian diratakan. Adapun dari cobek yang ditemukan tersebut, tidak terlihat adanya prasasti.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9331 seconds (0.1#10.140)